Fimela.com, Jakarta Marcello Tahitoe hadir dengan suguhan baru yang menarik untuk disimak. Adalah Sampah Sampah Dunia Maya, sebuah single yang menyuarakan tentang kegelisahan akan banyaknya hal-hal negatif yang beredar di media sosial.
Kehadiran single yang resmi diluncurkan pada (10/8) tersebut sekaligus menjawab penantian penggemar setia Cello, demikian Marcello Tahitoe akrab disapa. Sampah Sampah Dunia Maya menjadi karya pertama yang ia persembahkan usai merilis album Jalur Alternatif pada 2016 lalu.
Cello juga meyakini jika single terbarunya memiliki relevansi yang tinggi pada kondisi saat ini. Hal itu didukung dengan orang-orang kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk melihat handphone dan media sosial.
"Yang bikin gue lumayan yakin dengan single Sampah Sampah Dunia Maya ini karena relevansinya tinggi dengan keadaan zaman sekarang menurut gue, semua orang mengalami itu dan gue rasa 90 persen dalam waktu kita satu hari, kita melihat cell phone, menurut gue," jelas Marcello Tahitoe kepada Bintang.com, baru-baru ini.
Selain itu, Marcello Tahitoe turut memaparkan sisi menarik dari single terbarunya, Sampah Sampah Dunia Maya. Seperti apa? Yuk, simak penuturannya berikut ini.
Sisi Menarik Sampah Sampah Dunia Maya
Musikalitas Marcello Tahitoe kini kental dengan sentuhan rock yang juga ia tuangkan dalam single terbaru Sampah Sampah Dunia Maya. Tidak hanya menawarkan musik upbeat, ia turut menyampaikan sisi menarik dari single barunya.
"Yang menarik adalah selain itu bentuknya musiknya bikin semangat karena upbeat, mungkin bisa jadi channel yang istilahnya pas untuk mengungkapkan kekesalan kalian kalau melihat ada sampah-sampah dunia maya yang ditemukan dalam kehidupan di social media," jelas Marcello Tahitoe.
Di Balik Sampah Sampah Dunia Maya
Marcello Tahitoe sekaligus menyampaikan makna di balik sampah sampah dalam single Sampah Sampah Dunia Maya. Adapun hal tersebut terdiri atas penebar kebencian, berita yang tidak benar hingga berpotensi memecahbelah.
"Kalau menurut saya yang sampah itu yang suka kasih hoax, berita-berita nggak benar, suka kasih konten-konten menebarkan kebencian, lebih pada yang punya potensi memecahbelah yang lumayan provokatif, saya sih nggak suka, perspektif saya seperti itu," tambah Marcello Tahitoe.