Fimela.com, Jakarta Gempa kembali mengguncang wilayah Indonesia. Setelah gempa Lombok, gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter mengguncang kabupaten Malang, Jawa Timur para Rabu, 8 Agustus 2018. Dari catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa tersebut terjadi pada pukul 13.09 WIB.
Titik gempa berjarak 68 km barat daya dari Kabupaten Malang. Pusat gempa terletak di 8.80 lintang selatan dan 112.46 bujur timur. Gempa terjadi pada kedalaman 13 kilometer. BMKG telah menyatakan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Dilansir dari Liputan6.com, Kamis (9/8/2018), Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa pada kedalaman 70 km di Malang dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault).
Guncangan gempa dilaporkan telah dirasakan oleh masyarakat sekitar Malang, Karangkates dan Blitar pada skala intensutas III MMI, Tretes, Tulungagung, Lumajang, Yogyakarta, Kuta pada skala intensitas II MMI. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," ujar dia.
Daryono pun menjelaskan bahwa gempa Malang tersebut tidak ada kaitannya dengan gempa Lombok. Karena menurut Daryono Gempa Lombok dipicu aktivitas sesar dan jaraknya cukup jauh dari zona subduksi selatan Malang. "Masyarakat diimbau agar tetap tenang," ujarnya.
What's On Fimela
powered by
Gempa Kecil di Lombok Masih Akan Terus Terjadi
Hingga empat minggu ke depan ternyata Lombok masih akan diguncang gempa. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, seperti dilansir dari Liputan6.com, Kamis (9/8/2018). "Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam," kata Dwikorita di Mataram, Kamis (9/8/2018).
Gempa yang akan terjadi selama beberapa minggu ke depan tersebut terjadi dengan skala kecil, kekuatan maksimalnya hanya pada kisaran 5,0 SR dan tidak berpotensi menimbulkan kerusakan. Tapi, Dwikorita tetap menyarankan supaya masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa besar yang terjadi pada 5 Agustus lalu tetap hati-hati.
Ia mengatakan seluruh warga harus siap menghadapi risiko itu karena Pulau Lombok berdekatan dengan Sesar Flores yang membentang dari Bali hingga utara Laut Flores. "Gempa di Lombok kali ini adalah siklus 200 tahunan dari patahan Flores, energi terkuat telah selesai," kata Dwikorita dilansir Antara.