Fimela.com, Jakarta Mantan atlet bola voli Indonesia, Pascal Wilmar mendapat kesempatan untuk membawa obor Asian Games 2018 yang sudah di Palembang. Keikutsertaan Pascal merupakan program dari Grab yang mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu atlet veteran yang pernah berprestasi untuk negeri dengan cara cukup menyertakan tagar #KemenanganItuDekat pada setiap postingan di media sosial Instagram dan Twitter.
Mengenai Pascal, legenda tersebut dalam dunia bola voli, Pascal sempat vakum. Namun, ia kembali dan berkat tangan dinginnya banyak bermunculan bibit muda Indonesia.
Kini, ia berprofesi sebagai pelatih di salah satu klub bola voli di Jakarta. Tiga kali dalam seminggu, Pascal melatih anak asuhnya dan tanpa dibayar sepeser pun. Ia mengaku hal tersebut dilakukan karena melatih merupakan tanggung jawab dan tanggung jawab bagi klub yang membesarkan namanya.
“Ini merupakan cita-cita, mampu mencetak pemain sampai regional maupun nasional. Dalam melatih, tentu menemukan atlet muda berbakat perlu waktu,” ujar Pascal seperti dikutip SCTV.
Saat nostalgia, Pascal bercerita bahwa dulu sebelum mengenal bola voli, ia fokus belajar piano selama 7 tahun. Namun, saat ditawari main voli, sekejap ia melupakan piano yang sudah ia tekuni bertahun-tahun.
“Awalnya saya lagi main ke rumah kakek. Lalu ada yang menawari saya ikut main bola voli di Maluku. Saat terjun ke olahraga itu, saya merasa itu passion saya,” kata Pascal.
Dari situlah torehan prestasi diraih oleh Pascal. Tepatnya pada 1993 ia tes pelatnas untuk cabang bola voli dan menjadi tim inti. Walaupun sebelumnya pada 1991 ia gagal masuk pelatnas.
Setelah masuk, ia mampu mempersembahkan emas pertama untuk cabang voli kontingen Indonesia. Dari torehan prestos itulah, nama Pascal disegani dalam kancah olahraga bola voli Indonesia bahkan se-Asia.
"Saya ditawari untuk gabung dalam klub Malaysia. Mungkin mereka melihat permainan saya bagus. Dan waktu itu saya mampu menjadi pemain terbaik,” tutur Pascal.
(ADV)