Fimela.com, Jakarta Bukan cuma operasi plastik pada tubuh dan juga wajah, kini operasi plastik juga dilakukan pada area intim wanita. Namanya, peremajaan vagina.
Dilansir dari Women's Health Magazine, operasi ini dilakukan pada wanita yang sudah berumur di atas 40 tahun lebih atau mereka yang sudah pernah melahirkan.
Operasi ini dilakukan untuk memperbaiki otot vagina yang sudah mulai mengendur karena usia dan juga usai melahirkan. Padahal, operasi ini pada awalnya dilakukan untuk memperbaiki vagina yang mengalami kecacatan sejak lahir.
Kondisi yang abnormal sejak lahir ini biasanya akan menyulitkan pasien untuk berhubungan seksual, menstruasi, dan bahkan buang air kecil.
Namun, belakangan ini operasi peremajaan vagina justru dilakukan untuk 'mempercantik,' seperti mengencangkan otot vagina dan juga mengubah bentuk labia. Namun, operasi ini memiliki efek samping yang berbahaya.
Bahaya Peremajaan Vagina
Badan Obat dan Makanan Serikat (FDA), tulis Liputan6, ada banyak praktik yang mengklaim peremajaan vagina bisa mengobati gejala menopause, dan juga mengembalikan fungsi seksual.
Selain adanya banyak janji palsu, juga nggak ada bukti apakai peremajaan vagina bisa meningkatkan tonus otot vagina. Apa lagi membentuk kembali jaringan vagina.
Dr. Vanessa Mackay, dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) di Inggris, menambahkan, " Tidak ada bukti yang menunjukan bahwa alat peremajaan vagina efektif meningkatkan tonus otot vagina atau membentuk kembali jaringan vagina," katanya seperti dikutip dari Liputan6.