Kenapa Banyak Calon Haji yang Dirawat?

Karla Farhana diperbarui 06 Agu 2018, 13:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah ternyata memiliki banyak pasien yang harus menjalani rawat inap. Liputan6 menulis, para calon haji banyak yang mengalami kendala kesehatan. 

Hal tersebut disampaikan Direktur KKHI Makkah Nirwan Satria kepada Liputan6. Menurutnya, kebanyakan calon haji yang dirawat menderita sesak napas. 

Pasien calon haji pun sudah dalam keadaan lemah pada saat datang ke UGD. Selain sesak napas, banyak juga pasien yang malas makan. 

"Mayoritas yang dirawat adalah karena sesak nafas, kurang minum, dan malas makan. Ketika datang ke UGD, jemaah dalam keadaan lemah dan kami tangani," katanya, seperti dikutip dari Liputan6. 

Namun, ternyata masih ada kendala kesehatan lain yang juga dirasakan para calon jamaah haji. Meskipun mereka tak sampai dirawat, namun tetap memiliki keluhan gangguan kesehatan sehingga membutuhkan perhatian khusus. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Penyakit Paling Banyak Diidap Calon Jamaah Haji

Dirut Garuda Indonesia, Pahala Nugraha Mansury saat melepas calon jemaah haji asal Embarkasi Solo menuju Tanah Suci.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Menurut hasil pendataan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang, Sumatera Barat, penyakit yang paling banyak diderita calon jamaah haji adalah darah tinggi dan diabetes. 

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Padang dr Jalil Alfani mengatakan penyebabnya adalah gaya hidup yang kurang sehat. 

"Dari 14 kloter yang telah berangkat yang paling banyak penyakitnya adalah hipertensi dan diabetes, ini disebabkan gaya hidup yang kurang sehat," katanya kepada Antara, Rabu (1/8/2018), dikutip dari Liputan6. 

3 dari 3 halaman

Calon Haji Dibekali Obat

Sejumlah calon jemaah haji akan naik pesawat untuk berangkat menuju Tanah Suci.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Kedua penyakit tersebut memang cukup serius. Sehingga, ada kekhawatiran timbul kendala kesehatan pada saat calon haji berada di Makah. 

Untuk mengantisipasi kendala tersebut, semua jemaah calon haji sudah dibekali obat pribadi. Sehingga, ketika timbul gejala saat beribadah di Tanah Suci, mereka langsung bisa meminum obat tersebut. 

"Sejak awal saat berangkat dari daerah masing-masing sudah disiapkan obat untuk persediaan selama 40 hari, namun kami tetap menyediakan juga jika ada yang membutuhkan," kata Jalil, seperti dikutip dari iputan6.