Bincang Seru Dunia Hijab dengan Shafa Project

Ega Maharni diperbarui 06 Agu 2018, 14:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Brand hijab, Shafa Project, menyelenggarakan acara talk show bertajuk Shafa Bareng Kalian. Acara ini berlangsung di The Fifth, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.30 WIB.

Acara dimulai dengan obrolan santai bersama para founder Shafa Project. Ira Susanti, Dea Putri dan Merylia menceritakan bagaimana awal mula Shafa Project berdiri. Kemudian pengalaman mereka mendirikan Shafa Project dan juga perkembangan trend hijab yang sedang digandrungi di era sekarang ini.

Acara yang dibawakan oleh MC Sarah Gadrie ini mendapatkan respon yang luar biasa oleh para undangan yang hadir. Setelah berbincang dengan para founder Shafa Project, Sarah Gadrie menghadirkan aktris Chacha Frederica, selebgram Dwi Handa dan Chacha Thaib sebagai pembicara dalam talk show Shafa Bareng Kalian.

Mereka berbincang seputar pengalaman mereka saat mulai berhijab dan juga pengalaman mereka berinteraksi dengan para netizen di media sosial. "Aku pernah saat belum berhijab sampai eneg sendiri lihat koleksi baju aku yang celana jeans robek-robek dan juga jalan-jalan di mal selalu jadi pusat perhatian orang," ujar Chacha Thaib.

Chacha Frederica sebagai narasumber yang termasuk baru menggunakan hijab merasa dirinya sangat tenang, adem dan damai ketika menggunakan hijab dan pemilihan hijab yang tepat juga menjadi perhatian bagi dirinya. "Aku tau Shafa Project ini dari Instagram dan saat menggunakan produk dari Shafa Project ini langsung suka," ungkap Chaha Frederica. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Selain berbincang, acara Shafa Bareng Kalian juga mengadakan kelas hijab

Para hijabers pada acara Shafa Bareng Kalian. (Daniel Kampua/BIntang.com)

Guna menghasilkan produk yang mampu diminati hijabers muda, Shafa Project juga menggandeng seorang hijab stylist, Ayyih yang hadir untuk memberikan sesi kelas hijab. Mereka berkolaborasi mengeluarkan produk kerudung Paris Premium.

Ayyih terlihat sangat membantu para undangan yang merasa kesulitan dengan teknik hijabnya. Para undangan pun juga terlihat antusias dengan adanya kelas hijab ini.

3 dari 3 halaman

Berawal dari tiga sabahat yang antusias dengan tren hijab hingga Shafa Project yang mendunia

Sederet hijab Shafa Project. (Daniel KAmpua/Bintang.com)

Lahir pada September 2016, Shafa Project berawal dari obrolan santai tiga orang sahabat yang melihat tren besar di bidang fashion hijab dan ingin mencoba membangun bisnis di sana. Mereka percaya bahwa dengan tekad dan usaha kuat, usaha mereka akan berhasil dan dapat bermanfaat bagi orang banyak.

"Pada awal dibentuknya bisnis ini, kami baru saja pulang umrah bareng dan terinspirasi cerita perjuangan Siti Hajar berlari-lari di Bukit Shafa-Marwa. Kami mengambil filosofinya, dengan keyakinan dan usaha yang gigih pasti kami akan menuai hasil," ujar founder Shafa Project, Ira Susanti, Dea Putri dan Merylia.

Kegigihan Shafa Project terbukti membuahkan hasil gemilang. Hampir berusia dua tahun, Shafa telah berkembang menjadi sebuah brand hijab besar yang produknya telah dikenal hingga ke mancanegara. Produk mereka telah tampil di kedutaan besar Republik Indonesia di Hong Kong, Jepang, dan Belanda. 

Pelanggan Shafa Project pun terus bertambah banyak. Pelanggan mereka di Instagram telah mencapai belasan ribu orang. Melihat potensi besar tersebut, Shafa Project mulai mengembangkan bisnisnya dengan berjualan mukena untuk traveling dan printing pouch. Belum berhenti di situ, Shafa Project akan terus berinovasi melahirkan produk-produk baru yang bermanfaat bagi orang banyak.