Skyliner, Ungkapan Hati Navakaine saat Putus Cinta

Dadan Eka Permana diperbarui 04 Agu 2018, 21:20 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketika kehilangan sebuah harapan, terkadang apapun yang dilakukan terasa begitu hampa, bahkan cederung tak berguna. Entah itu kesenangan, kemewahan atau apapun yang didapat, semuanya terasa kosong. Namun percayalah, bahwa selalu ada titik optimis diantara jurang nadir. Di mana optimisme itu datang tanpa arah datang. Hanya keyakinan yang membuatnya semakin kokoh untuk mengambil keputusan.

“Finally, kamu harus membuat keputusan untuk meninggalkan seseorang atau melanjutkan hubungan tersebut. Jujur, sebuah keputusan yang berat, tapi gak akan bisa dihindarkan. Hanya saja itulah situasi yang harus saya lalui pas lulus SMA. Hingga akhirnya saya memilih New York dan meninggalkan rasa yang pernah ada saat di Seattle, menikmati hubungan yang kami jalani,” ungkap pemilik nama lengkap Natasha Valerie Kurnia.

What's On Fimela
Penyanyi Navakaine. (Twitter @zoofmbatam)

Sepertinya, ini bukan sebuah cinta yang begitu mudah diprediksi. Namun Skyliner datang dari sebuah kegalauan seorang perempuan cantik asal Jakarta yang lama bermukim di Amerika. Lagu ini diungkapkannya dari hubungan manisnya yang pernah dilaluinya bersama sahabat-sahabat terbaik di negeri Paman Sam. Di kelilingi gedung-gedung pencakar langit, cinta itu pun tumbuh bersemi. Sayang, cinta itu bisa pergi kapan saja, tanpa harus melihat waktu.

“Kalo diterjemahkan, kata yang muncul dari Skyliner adalah gedung-gedung tinggi. Namun saya mengartikannya sebagai bidadari gedung-gedung tinggi. Maksudnya, Skyliner adalah lagu tentang relationship saya dengan seorang cowok di Seattle. Hubungan kami selalu punya cerita di antara gedung-gedung pencakar langit di sana. Lebih dalam lagi, kita saya bicara cinta, Skyliner merupakan cinta yang sad ending. Dimana. kamu udah tahu bahwa hubungan ini gak bisa diteruskan, namun kamu masih ingin terus lanjut karena takut kehilangan rasa nyaman itu,” jelas mahasiswi Fordham University, New York, Amerika tersebut.

2 dari 2 halaman

Temukan Jati Diri di Musik

Dramatic! Tapi memang framing itulah yang dibangun Navakaine ketika meracik lagu ini. Semua rasa yang pernah ada, dihamburkannya dalam komposisi musik pop ballads yang dramatis.

Beruntung pengidola Lana Del Rey ini dikelilingi orang-orang hebat yang paham music production. Alhasil, curhatnya ke Sean, yang notabene ayahnya yang berdarah asli Amerika. Lalu juga Melissa (sang manager yang juga mengisi efek Viollin) serta Ucie Nurul (backing vokal) menjadi sebuah komposisi musikal yang bernilai. Ditambah lagu ini pun memasuk fase finishing di dua Negara, yakni Swedia dan Amerika. Alhasil, makin terdengar sempurnalah lagu Skyliner dimata Navakaine. Dengan segala output musikal yang cukup bernilai inilah, Navakaine sangat optimis bahwa terjun ke industri musik bukan sekedar sensasi antara Jakarta - Amerika. Tapi ini adalah sebuah rasa yang datang secara epic.

“Waktu usia saya menginjak 14 tahun dan mulai menulis lagu, kok air mata ini menetes dengan sendiri. Looks like I found the love of my life. Making music is the love of my life,”ujarnya.

“Oleh karena itulah, saya berharap melalui suara saya ini, saya bisa menyebarkan pesan positif dan menghibur banyak orang di banyak negera,” tutupnya.