Fimela.com, Jakarta Konser Syahrini bertajuk Journey of Princess Syahrini, menuai komentar miring dari warganet. Pasalnya, ada kategori tiket yang dijual pihak penyelenggara dengan harga setara penyanyi dunia Celine Dion saat menggelar konser di Indonesia beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, Tompi yang akan menjadi bintang tamu spesial dalam konsernya Syahrini, mengatakan komentar miring yang dilontarkan warganet adalah hal yang biasa.
“Yang komentar negatif sapa sih? Warganet kan, ya sudah lah warganet apa juga dikomentarin negatif. Kecebong juga salah sama warganet,” kata Tompi di Studio G, Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018) malam.
Menurut Tompi, tidak bijak mengomentari sesuatu hal yang belum terjadi. Apalagi dengan kata-kata yang menyudutkan. Ada baiknya, kata Tompi, masyarakat melihat terlebih dahulu konser yang akan disuguhkan Syahrini.
“Kalau saya bilang sih ya lihat aja dulu konsernya. Kalau warganet mah apa aja salah. Batu bata juga salah,” ujarnya. “Kan kalian nggak tau siapa tahu abis masuk dapat Hermes? Malah jadi murah kan,” ujar Tompi.
Karya Tak Bisa Dinilai
Lagipula, kata Tompi, sebuah karya seni, sejatinya tidaklah ternilai harganya. “Karya itu enggak ada harganya. Enggak bisa di value. Ya kalau perkara berapa rupiah tiket masuk itu kan apa yang bisa didapat di fasilitasnya nanti,” tegasnya.
Padahal, lanjut Tompi, jika konser Syahrini bisa menuai sukses, tentu bisa menjadi tolak ukur bagi penyanyi lain untuk melakukan hal serupa. “Kalau konsernya sukses kan penyanyi lain nanti bisa mengikuti,” kata Tompi.
Tiket Laris
Seperti diketahui penjualan tiket konser Syahrini bertajuk Journey of Princess sudah mulai dijual sejak 31 Juli 2018 dengan beberapa kategori. Untuk kelas Silver Rp 335.000, Gold Rp 825.500, Platinum Rp 1.098.000, VIP Rp 2.188.000, diamond Rp 3.823.000 serta Reserve Incess Seat seharga Rp 25 juta untuk harga pre sale.
Namun kabar terbaru Syahrini mengungkap bahwa semua kategori tiket pre sale telah ludes terjual. Mungkinkah ini jadi terobosan baru di industri pertunjukan musik tanah air?