Editor Says: Efek Rumah Kaca dan Tur Kemarau 2018 yang Memukau

Putu Elmira diperbarui 30 Jul 2018, 13:08 WIB

Fimela.com, Jakarta Antusias selalu memuncak ketika mendengar band Efek Rumah Kaca bakal manggung. Begitu pula rasa rindu yang terbayar lunas saat menyaksikan salah satu rangkaian Tur Kemarau 2018 mereka di kawasan Kalibata akhir pekan lalu.

Maklum saja, saya terakhir menonton aksi panggung band pelantun Jatuh Cinta Itu Biasa Saja tersebut pada Oktober 2017. Kala itu, Efek Rumah Kaca tampil dalam sebuah festival tahunan dan saya sengaja membeli tiket harian hanya untuk melihat mereka.

Sedikit bernostalgia, namun saat itu saya sedikit merasa kecewa karena sang vokalis, Cholil, tidak hadir karena tengah berada di Amerika Serikat. Adapun vokal diisi oleh para vokalis dari band-band indie lain seperti Sore hingga Mocca.

Efek Rumah Kaca (Foto: Instagram/sebelahmata_erk)

Tur Kemarau 2018 jadi satu agenda ERK, demikian mereka akrab disapa, yang sangat saya nantikan. Apalagi kalau bukan karena kedatangan Cholil dari Amerika. Khusus di bulan Juli ini, mereka telah mengumumkan jadwal manggung di beberapa titik.

Namun, jadwal itu selalu saja berbenturan dengan waktu saya. Sempat beberapa kali menelan rasa kecewa karena absen menyaksikan penampilan ERK, ya, rindu dan penantian saya akhirnya terjawab.

Saat tiba di venue manggung Efek Rumah Kaca, saya sempat membayangkan akan sepenuh apa nanti waktu mereka tampil. Benar saja, dari sisi depan, belakang, kiri, dan kanan telah dipadati oleh pendengar setia ERK, dan saya pun mantap berada di sisi kanan panggung dengan diselimuti rasa gembira yang tak terkira.

2 dari 2 halaman

Efek Rumah Kaca dan Pesonanya

Efek Rumah Kaca (Foto: Instagram/sebelahmata_erk)

Setelah beberapa waktu menunggu, tibalah pada penampilan Efek Rumah Kaca. Mereka membukan aksi panggung tersebut dengan Balerina. Lagu upbeat itu berhasil mengguncang dan membuat penonton bergoyang, termasuk saya.

Pembukaan manis juga disambut dengan sing-along dari penonton yang kian merapat ke panggung. Lirik demi lirik mereka selalu menemani dan terasa betul kehangatan itu. Berlanjut pada lagu Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa.

Lagu yang jadi favorit saya seketika menggema dan saya dengan lantang menyanyikannya. Sesekali saya mengabadikan aksi panggung ERK. Ya, saya bahagia dan hal itu juga yang dirasakan banyak penonton yang hadir bersama saya.

Merinding menyergap ketika Hujan Jangan Marah dilantunkan. Begitu pula lagu Biru yang jadi favorit saya. Lagi-lagi aksi panggung ERK yang sangat magis dan memukau hadir lewat lagu Seperti Rahim Ibu lalu berlanjut pada Putih.

Di Udara tidak kalah keren, euforia acara ditunjukkan dengan semakin kencangnya penonton turut sing-along. Termasuk saat bagian chorus, "Tapi aku tak pernah mati, tak akan berhenti, tapi aku tak pernah mati, tak akan berhenti," demikian petikannya.

ERK menggiring penonton pada suasana yang lebih kalem dengan menyuarakan Desember. Namun kembali mengajak bergoyang dengan Kenakalan Remaja di Era Informatika. Ya, tajuk lagu itu menjadi inspirasi dari tugas akhir saat saya kuliah. Tentunya, sing-along kembali dilancarkan penonton.

Menuju penghujung penampilan, ERK membawakan Cinta Melulu dan menutup aksi panggung dengan satu lagu kesukaan saya, Sebelah Mata. Meski tampil di venue yang lumayan sejuk karena bantuan AC, tetapi keringat telah membasahi baju yang saya kenakan.

Tak apa, itu semua bukti bahagia karena akhirnya kembali menjadi salah satu yang hadir dalam padatnya Tur Kemarau 2018 Efek Rumah Kaca. Masih ingin menonton aksi lainnya? Tentunya ya. Sampai bertemu di venue selanjutnya, ERK.

 

Putu Elmira

Editor Musik Bintang.com