Fimela.com, Jakarta Tak hanya ada nama Krisdayanti dan Nafa Urbach saja yang mencoba peruntungan dengan mendaftarkan diri untuk calon anggota legislatif untuk DPR, DPRD provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Kali ini tak kurang dari 54 artis yang mendaftarkan diri menjadi caleg artis.
Para artis tersebut, mendaftarkan diri melalui beberapa partai. Dari 54 artis tersebut, ada wajah lama yang kembali berkecimpung di dunia politik dan juga ada muka-muka baru yang terjun.
Di antara banyak partai, kebanyakan para artis mencoba peruntungan di partai Nasdem (Nasional Demokrat). Bagaimana tidak, dari sekian banyak caleg berlatar belakang artis ada 25 orang yang mendaftarkan diri di Partai Nasdem. Pada pemilu sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) yang kebanyakan berlatar belakangan dari selebriti. Makanya ada istilah yang tak resmi untuk PAN sebagai Partai Artis Nasional.
Siapa aja mereka yang mendaftar di Partai Nasdem? Ada nama Olla Ramlan, Kristina, Nurul Qomar, Adly Fairuz, Della Puspita, Conny Dio, Lucky Hakim, Diana Sastra, Ferly Putra, Krisna Mukti, Wanda Hamidah, dan Nafa Urbach.Tak ketinggalan ikut nyaleg juga Cut Meyriska, Annisa Bahar, Vena Melinda, Bertrand Antolin, Jonathan Frizzi, Lucky Perdana, Chris Jon, Okky Asokawati, Manohara, Farhan, Sahrul Gunawan, dan Vicky Shu.
Di urutan kedua banyaknya caleg artis ditempati PDIP. Ada 13 orang caleg berlatar selebriti yang menyalonkan diri untuk melaju di Pemilu 2019. Di antaranya wajah Rieke Diah Pitaloka dan Junico Siahaan (Nico Siahaan). Nama baru yang tampil; Krisdayanti, Ian Kasela, Jeffry Waworuntu, Harvey Malaiholo, Lita Zein, Kirana Larasanti, Chicha Koeswoyo, Iis Sugianto, Tina Toon, dan Angel Karamoy.
Urutan selanjutnya partai yang memiliki caleg berlatar selebriti terbanyak adalah PKB atau Partai Kebangkitan Bangsa. Ada 7 orang, yaitu Tommy Kurniawan, Herman gitaris Seventeen, Ifan vokalis Seventeen, Saleh “Said Bajuri” Ali, Sundari Sukoco, Arzeti Bilbina, dan Zora Vidyanata.
Selanjutnya Partai Amanat Nasional (PAN) yang diisi oleh caleg artis wajah lama. Ada Eko Patrio, Primus Yustisio, dan Dessy Ratnasari. Tahun ini ada dua artis yang pindah ke kandang PAN; Dedy Gumelar yang sebelum dari PDIP. Raja Dangdut Rhoma Irama sebelumnya Partai Idaman, namun karena tak lolos ferivikasi KPU lalu ia bergabung ke PAN.
Sedangkan Partai Berkarya ada nama Donny Kusuma, Sultan Djorghi, Andi Arsyil Rahman, dan Annisa Trihapsari. Kemudian untuk Partai Demokrat, terdapat nama-nama seperti Dina Lorenza, Taufik Hidayat, Ricky Subagja, dan Jane Shalimar.
Sementara partai Golkar yang caleg artis-nya hanya ada 3 orang, Nurul Arifin, Tety Kadi, dan Charles Bonar Sirait. Partai Perindo, ada nama Reza Artamevia, Angel Lelga, dan Charlie Van Houtten. Dan Gerindra ada nama Rachel Maryam, Ahmad Dhani, dan Fauzi Baadilah lewat bendera Gerindra. Terakhir, di partai baru, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hanya ada Giring Ganesha.
Krisdayanti, Nafa Urbach dan caleg artis lainnya tentu harus berjuang keras jika ingin terpilih menjadi wakil rakyat. Tak cukup hanya bermodalkan popularitas, harus ada trik jitu agar memenangkan hati rakyat dalam pileg (pemilu legislatif) 2019 dan bisa lolos ke Senayan.
Lucky Hakim Punya Alasan Kuat Pindah Partai
Lucky Hakim yang sebelumnya menjadi wakil rakyat dari PAN kali ini bergabung dengan Nasdem. Ternyata ada alasan yang kuat mengapa dia pindah ke partai yang didirikan oleh Suryah Paloh itu. Kini ia berhadap dapat berkiprah lebih baik lagi di partai yang baru.
Saat Bintang.com, menghubungi Lucky Hakim bia telfon pada Kamis (26/7/2018). Lucky menjelaskan alasan dirinya keluar dari PAN dan pindah ke Partai Nasdem. Salah satunya karena ia "dipecat" dari partai berlambang matahari itu.
"Saya dipecat sama PAN karena saya melawan PAN. Saya melawan kebijakan PAN yang mau merebut anggota DPR RI saya. Jadi saya diminta 2,5 tahun, saya berjuang untuk tidak melakukan hal itu, karena amanat untuk rakyat dan nggak mau kasih ke kader yang lain. Apalagi suara saya bulat 58 rb ya. Bahkan suara saya paling banyak dari Dessy Ratnasari, Primus, Anang, Eko Patrio. Intinya di antara artis yang lain si PAN paling tinggi saya. Bukan saya sakti tapi memang saya tinggal di daerah Bekasi dan Depok. Wajar jika suara saya paling tinggi," ujar Lucky Hakim.
"Tapi PAN minta jatah 2,5 tahun dan saya tidak mau kasih. Pada akhirnya pada 31 Januari 2018 saya dipecat dari PAN. Kemudian pada April 2018 saya mengundurkan diri," tambah Lucky Hakim.
Lucky juga menegaskan dirinya tidak rugi keluar dari PAN. Karena kini dirinya sudah bahagia dengan partai barunya yang tak minta banyak hal. "Saya tidak rugi keluar dari PAN. Bahkan saya senang daftar di Nasdem. Sebelum saya di Nasdem saya sempat tanya-tanya terlebih dahulu pada orang-orang yang sudah masuk. Dan akhirnya saya coba, benar visi dan misi saya itu sama," tutur Lucky Hakim.
Kasus kepindahan Lucky Hakim pun kini santer terdengar, bahkan dirinya disebut menerima Rp 5 Miliar dar partai Nasdem. Namun Lucky membantah kabar tersebut dan meminta agar yang mengatakan hal tersebut pada awak media bisa memberikan buktinya. "Itu engga ada hal seperti itu. Semua karena Zulkifli Hasan kan katanya saya SMS. Saya tidak pernah sms Zulkifli Hasan, silahkan buktikan bukti SMSnya mana. Kalau cuma screenshoot saja, saya juga bisa. Screenshoot-an SMSan sama Obama juga bisa," jelas Lucky.
Target Lucky Jika Kembali ke Senayan
Lucky juga menjelaskan target ke depannya untuk rakyat Indonesia jika dirinya kembali terpilih duduk sebagai wakil rakyat. Ia mengatakan akan melakukan visi misi partai terlebih dahulu.
"Kalau untuk rakyat mau di partai manapun kita harus melakukan fungsi-fungsi dan tugas-tugas DPR, fungsi pokok kita lakukan sesuai dengan visi dan misi partai. Karena kita bukan kepala daerah jadi harus mengikuti visi misi partai," ujar Lucky.
"Kalau Nasdem itu merestorasi, mengembalikan yang rusak-rusak, yang salah-salah. Untuk menjadi kepala daerah membangun kota tersebut untuk yidak mengeluarkan uang banyak-banyak. Karena nanti ujungnya harus balik modal," tambah Lucky.
Untuk ke depannya, Lucky Hakim berharap bisa berada di dapil Bekasi dan Depok. Namun untuk urusan komisi dirinya menyearahkan semuanya dengan ketua fraksi. Namun jika boleh memilih, Lucku ingin di komisi 10 yang fokus di pendidikan karena ingin membangun pendidikan Indonesia jauh lebih baik.