Fimela.com, Jakarta Pernikahan Eza Gionino dan Meiza Aulia menambah satu nama pasangan baru dalam daftar pasangan selebriti yang menikah tanpa restu yang orang tua. Ditentang sang ibu, Eza tetap menikahi Eca, sapaan akrab Meiza, pada Minggu, 22 Juli 2018 kemarin di kawasan Cibubur.
Ruch Gaya, ibunda Eza, memang menentang hubungan mereka sejak awal. Lewat sebuah rekaman suara yang diviralkan akun gosip, Ruch mengungkapkan kekecewaan terhadap putra bungsunya tersebut. Ia begitu geram hingga tak mau lagi mengakui Eza sebagai anaknya.
Kendati sang ibu menentang keras, rupaya berbeda dengan ayah Eza yang malah hadir dan menjadi saksi dalam pernikahannya. Sayang, hal tersebut ternyata malah semakin menyakiti hati sang ibu.
Entah bagaimana perseteruan mengenai pernikahan tanpa restu ini akan berakhir, yang jelas saat ini, Ruch Gaya sebagai ibu merasa teramat marah pada putra bungsunya. Ia bahkan menyebut pernikahan Eza dan Eca dibangun di atas penderitaannya.
Jika ibu sebegitu kerasnya menentang hubungan dengan kekasih, haruskah kita memaksakan diri? Haruskah kita terus memperjuangkannya? Atau kita harus menyerahkan segalanya di tangan ibu?
Awal Perseteruan Eza Ginonino dan Ibu
Alasan ibunda menentang hubungan Eza dan Eca, ternyata karena beliau telah memilih calon istri untuk Eza dalam versinya sendiri. Hal tersebut dibenarkan Al Kahf, guru spiritual Eza, saat menggelar konferensi pers bersama Eza di Cibubur pada Rabu (11/7) lalu.
Sementara itu, Eza tetap pada keyakinan bahwa Meiza Aulia adalah pilihan hatinya. Ia merasa telah cukup dewasa untuk menentukan pilihan dan tidak terima dengan perjodohan. Meski pernikahan sempat tertunda karena masalah ini, dari yang sebelumnya terjadwal dilangsungkan tanggal 6 Juli, Eza Gionino tetap pada jalan yang ia pilih, jalan hidup bersama Meiza Aulia.
Kalau Tidak Direstui Ibu, Harusnya Bagaimana?
Katanya, restu ibu adalah restu semesta. Bahagia ibu adalah kebahagiaan dari seluruh muka bumi yang akan terhimpun dan menyelimutimu sepanjang hidup. Kalau kamu percaya itu, menikah tanpa restu ibu pasti tak pernah ada dalam pikiranmu. Namun, jika memang dihadapkan dalam kondisi seperti itu, harus bagaimana?
Well, tidak ada jawaban yang pasti tentang hal ini. Tiap orang pasti punya pertimbangan dan pilihannya sendiri-sendiri, begitu pun dengan Eza Gionino. Jika kedua belah pihak sama-sama bersikeras bahwa pilihannya benar, mungkin yang bisa dilakukan hanya berharap semoga segera tiba waktunya, di mana keduanya mampu menyingkirkan segala keinginan untuk menjadi benar dan memilih berdamai karena cinta.
Biar bagaimanapun, Eza memilih perempuan yang diyakininya karena cinta. Ibundanya menjodohkan Eza dengan perempuan lain karena ia cinta pada Eza dan ingin putranya mendapat yang terbaik. Semoga keduanya lekas sampai ke waktu tersebut, ya!