Fimela.com, Jakarta Berikut ini sinopsis Sinetron Seleb tayang hari ini Senin, 23 Juli 2018. VIONA merintih kesakitan ketika perban dilepas dari wajahnya.
"Tahan mbak ya," kata DOKTER, sambil menempelkan stetoskop ke dada VIONA. Perlahan, setelah perban dilepas satu persatu, terlihat wajah VIONA dengan beberapa luka jahitan di wajahnya, di pipi, dagu, hidung dan kening. "Sus, aku pengin lihat wajahku, lukaku seperti apa, sus,"kata VIONA.
Perawat agak tersentak, memandang DOKTER. "Mbak Viona, jangan sekarang ya, soalnya luka di wajah Mbak VIONA masih basah, biar kita obati dulu," kata DOKTER. Namun Viona tetap memaksa agar dirinya bisa melihat wajahnya sekarang."Aku mau lihat sekarang, dok, sebelum ditutup perban lagi,"kata VIONA.
DOKTER menarik nafas panjang, menimbang-nimbang sejenak, lalu mengangguk kepada perawat. "Aku mau melihat sekarang, dok,"kata VIONA. "Baik. Tapi nanti mbak Viona nggak usah kaget ya, karena luka-luka Mbak VIONA kan masih basah, masih dalam perawatan, nanti kalau sudah sembuh, nggak akan seperti yang Mbak VIONA lihat sekarang,". Kemudian VIONA mengangguk.Dokter memberi isyarat kepada perawat, dan perawat mengambil cermin dan menghadapkan cermin ke depan wajah VIONA.
Sekian detik VIONA hanya memandangi wajahnya penuh luka jahitan, airmata merebak di matanya, lalu tiba-tiba menepiskan cermin di hadapannya hingga cermin dari tangan perawat jatuh berdenting ke lantai, sambil berteriak-teriak histeris. "Nggak! Nggak! Nggak! Enggak! Enggak....!"
Suara teriakan VIONA masih terdengar menyayat. KAFKA, LA SUKI, ASHANTI dan YAYAN tampak seketika panik. "Viona kenapa ya, apa barusan dia melihat luka-luka di wajahnya," kata KAFKA dalam hati, memejamkan mata, menarik nafas panjang.
"Mbak Viona kenapa itu Mbak," tanya LA SUKI dengan suara mengandung tangis. YAYAN menggeleng, lalu bertanya kepada ASHANTI. "Mbak Ashanti kira-kira tahu ndak, kenapa Mbak VIONA tiba-tiba menjerit-jerit begitu?". ASHANTI tidak menjawab, hanya menggeleng dan memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam. Setetes bening mengalir di pipinya. Suasana me
DOKTER memberi isyarat kepada perawat. Dengan lembut perawat meminta TANTE SOPHIE untuk bergeser sedikit, lalu mulai membalut wajah VIONA dengan perban, hingga selesai, dan wajah VIONA kembali hampir sepenuh tertutup perban. "Sekarang Mbak VIONA baring lagi ya," kata perawat lembut, membaringkan VIONA.
Airmata membasahi pipi TANTE SOPHIE dan TANTE LANI. "Itu di luar ada KAFKA, LA SUKI, ASHANTI, kamu mau ketemu mereka," tanya TANTE SOPHIE. VIONA seketika bangkit kembali "Ngak! Aku nggak mau ketemu mereka, nggak mau!, teriak VIONA, mendadak seperti ketakutan. "Suruh mereka jangan ke sini lagi, Ma, aku nggak mau lagi ketemu mereka, nggak mau!". "Iya iya, nanti mama bilang kepada mereka," kata Mama.
La suki mendekat ke Kafka "mas Kafka yang sabar yo," kata LA SUKI. KAFKA agak kaget. "Barusan Tante Lani bilang, mbak Viona ndak mau ketemu kita," kata LA SUKI. "Gue udah menduga hal ini sejak kemarin, Ki," desah KAFKA.
"Maksud, Mas?" Tanyanya. "Viona pasti malu dengan wajahnya, Ki,". "Aku malah belum kepikiran sampai ke situ mas. Saat ini aku hanya ingin Mbak Viona cepat sembuh, bisa kembali main ke lokasi shooting, dan kita bisa jalan sama-sama lagi," kata LA SUKI.
"Kayaknya itu udah nggak mungkin, Ki." Ujar Kafka. "Maksud Mas Kafka?" tanya LA SUKI. "Seperti barusan gue bilang, Viona pasti malu dengan wajahnya, dan gue...gue nggak tahu apakah gue juga siap dengan perubahan wajah Viona," Tutur Kafka.
Mata LA SUKI seketika menyorot tajam, lalu tiba-tiba bangkit dari duduknya, berdiri di hadapan KAFKA "Mas KAFKA ndak boleh ngomong begitu! Aku ndak suka mas KAFKA ngomong begitu, itu artinya selama ini Mas KAFKA mencintai Mbak VIONA hanya mencintai wajahnya! Aku ndak suka! Aku ndak suka!" Ujar LA Suki.
KAFKA terperangah. "Belum apa-apa, Mas Kafka udah ngomong begitu. Mbak Viona sekarang membutuhkan kekuatan dari kita, terutama dari Mas Kafka. aku kecewa sama mas Kafka, aku kecewa," kata LA SUKI, menangis.
"Dik, Dik, kamu kenapa, wis toh, kamu sendiri yang bilang kemarin ke embak, kalau kita ribut di luar, kasihan Mbak Viona di dalam," kata YAYAN. "Iyo, Mbak, maaf," kata LA SUKI, memeluk YAYAN, menangis sesenggukan.
Sekian detik KAFKA masih terperangah, lalu berdiri "Ki, maksud gue tadi nggak begitu, gue...gue juga lagi panik, gue bingung, bingung banget," kata Kafka, dengan suara mengandung tangis. "Iyo iyo, kita di sini semuanya memang lagi panik,". Saksikan sinetron Seleb setiap hari di SCTV.