Fimela.com, Jakarta Balikan sama mantan seringkali terlihat sebagai suatu solusi. Ketika setelah putus hati jadi galau sendiri, tidak move on, dan tidak bisa menerima kehadiran orang baru; masa lalu tampak jadi satu-satunya hal yang mampu memberi kenyamanan.
Sayangnya, balikan sama mantan pun tak selalu jadi pilihan yang baik. Tak jarang malah bikin rugi sendiri.
Ibaratnya mantan itu bangunan tua yang sudah runtuh, kamu pergi menyelamatkan diri; berhasil, tapi kemudian kemudian kamu kembali ke hamparan reruntuhan tersebut dengan sebuah asa untuk membangunnya kembali.
Bukannya tidak mungkin terjadi. Pasti bisa, tapi sulit. Butuh kerja keras dan waktu yang lama sampai semua usahamu terlihat hasilnya.
Di sisi lain selama kamu berusaha, banyak sekali hal yang kamu pertaruhkan. Tidak ada yang bisa menjamin kamu akan menang taruhan atau tidak. Setidaknya, inilah 'ancaman' kerugian yang pasti kamu dapat kalau kamu memutuskan untuk balikan sama mantan.
Sebab-sebab Balikan Sama Mantan Bisa Merugikanmu
Memaafkan berbeda dengan melupakan
Kamu bisa saja memaafkan dia karena rasa sayangmu padanya lebih besar daripada amarahmu, tapi maaf itu tak bisa secara otomatis menghapus memori buruk dari kesalahan yang pernah ada. Kamu akan tetap mengingatnya, dan mungkin itu akan jadi 'hantu' yang terus menggentayangimu dan mengganggu.
Jangan lupa kalau balikan ini cuma kesempatan kedua, bukan jaminan keadaannya akan berbeda
Tidak ada yang bisa menjamin bagaimana masa depan dengan pasti sebelum masa depan itu dijalani sendiri. Balikan sama saja dengan mempertaruhkan masa depan, dengan modal harapan kalau kali ini semua akan berbeda.
Namanya Juga Balikan, Berarti Kamu Berjalan Mundur
Kamu mungkin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik
Karena balikan pun tidak menjamin keadaannya akan berubah jadi lebih baik, itu artinya kamu melewatkan kesempatan untuk mendapatkan 'kebaikan' yang kamu cari di diri orang baru.
Ada orang yang mempercayai kesempatan kedua, ada yang tidak. Itu adalah pilihan dan pilihan itu tidak ada yang salah. Semua tergantung sudut pandang, yang terpenting adalah kesiapan untung menanggung segala konsekuensi; apapun itu, dan terus melangkah ke depan tanpa penyesalan.