Fimela.com, Jakarta Film horor Indonesia banyak yang mendapat sambutan bagus. Salah satunya yang sedang tayang di bioskop adalah Jaran Goyang yang dibintangi Cut Meyriska. Selama ini Cut Meyriska lebih dikenal sebagai pemain sinetron.
***
Wanita kelahiran Medan, 26 Mei 1993 yang lahir dengan nama Cut Ratu Meyriska ini naik pamornya setelah melakoni peran-peran antagonis. Cut Meyriska yang juga menjadi model dan pemusik ini sudah membintangi sejumlah sinetron maupun FTV. Hampir 30-an judul sinetron pernah diperankannya, baik sebagai peran utama maupun peran lainnya.
What's On Fimela
powered by
Dalam setiap peran, Cut Meyriska selalu menunjukkan yang terbaik. Tak heran ketika kedapatan memerankan seorang antagonis, banyak masyarakat yang membencinya. Misalnya saja perannya sebagai Karin di sinetron Catatan Hati Seorang Istri (2014). Terkadang luapan-luapan emosi mereka dialamatkan kepadanya ketika bertemu langsung.
Namun, bagi Cut Meyriska, peran yang bisa membuat masyarakat sampai terbawa ke dunia nyata merupakan sebuah keberhasilan tersendiri. "Karenanya, apapun peran yang ditawarkan dan aku terima pasti aku jalani dengan sebaik-baiknya, semaksimal mungkin," tutur Cut Meyriska kala menyambangi kantor Bintang.com, kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Cut Meyriska memang senantiasa menantang dirinya dalam berperan. "Aku coba memberikan yang terbaik. Dan selalu tertantang untuk mencoba peran-peran yang belum pernah aku coba. Seperti kolosal, aksi, aku ga ada basic beladiri sama sekali. Tapi aku mau coba untuk belajar," ujarnya.
Karena itu pula dirinya berani mengambil peran dalam film horor Jaran Goyang. Ini merupakan film horor pertama yang diperankannya. Sebelumnya, Cut Meyriska suskes lewat film Yowis Ben yang bergenre komedi. Cut sendiri menjamin bahwa aktingnya dalam berbagai judul sinetron ataupun film layar lebar tak pernah sama.
"Aku pengan semua sinetron atau film yang aku peranin semuanya unik. Gak sama," imbuh Cut Meyriska. Namun ada satu garis tegas yang diberikan oleh Cut Meyriska kepada tiap tawaran akting, baik di film maupun sinetron. Garis tegas atau pantangan tersebut menjadi bagian dirinya sebagai seorang entertainer. Seperti apa? Berikut petikan lengkapnya.
Cut Meyriska Pantang Adegan 18 Plus
Setiap pemeran tentu saja harus bisa berperan apa saja demi sebuah profesionalisme. Namun bagi Cut Meyriska, profesional menurutnya bukan karena bisa diminta beradegan apa saja. Lebih kepada bagaimana ketika seorang pemeran mampu berakting dengan natural tanpa menanggalkan sisi idealismenya.
Berakting, bagaimana seorang Cut Meyriska melakoninya?
Aku selalu tertantang dengan karakter yang bisa bikin penasaran. Bisa gak peranin karakter yang menantang. Seperti dulu meranin Karin atau Hello Kitty, bisa gak. Dan ternyata aku berhasil memerankannya.
Padahal aku belum tahu aktingnya seperti apa, pelakor seperti apa, bipolar juga. Lalu ada peran trauma, meski setelah take selalu minum obat sakit kepala. Karena aku capek meranin karakter itu.
Kenapa tertantang?
Aku selalu mencoba memberikan yang terbaik. Dan selalu tertantang untuk mencoba peran-peran seperti itu. Peran yang belum pernah aku coba. Seperti sinetron kolosal, atau laga seperti 7 Manusia Harimau. Di situ aku gak ada basic beladiri sama sekali. Tapi aku mau coba untuk belajar. Aku pengan semua sinetron atau film yang aku peranin semuanya unik. Gak sama.
Ada syarat khusus menerima tawaran akting?
Mau peran antagonis, atau apapun aku bisa terima asal tidak ada adegan-adegan yang dilarang orangtua dan agama. Pokoknya selalu gitu. Misalkan film, di awal selalu nanya, ada adegan macam-macamnya tidak. Kalau ada aku gak terima.
Pernah dapat tawaran seperti itu?
Pernah dan aku gak ambil. Tapi bilang dulu, kalau akting tersebut masih bisa diakalin boleh, kalau gak dan harus seperti itu, aku gak mau.
Idealis banget yah?
Memang harus begitu. Apalagi aku Aceh, di agama juga gak boleh. Dari orangtua juga, dari akunya sendiri juga gak mau. Geli juga gak sih.
Banyak yang mau dengan dalih profesional?
Ya mungkin aku belum termasuk yang profesional kali yah. Aku bisa peran apa aja, tapi gak mau terima yang satu itu sih. Aku gak bisa kayaknya buat go internasional.
Paling minim seperti apa?
Mungkin ada adegan yang 18 tahun ke atas. Seperti mungkin adegan kissing. Kita gak tahu pasangan main kita ada penyakit apa kan. Nanti malah menular dan justru ngeluarin biaya lebih banyak buat bolak-balik ke rumah sakit. Amit-amit.
Lawan main paling berkesan?
Rionaldo Stockhorst. Udah dapet aja sih. Kalau dia mungkin dapet ama siapa aja. Kalau aku baru bisa dapet ama dia. Maksudnya sama-sama tahu apa yang kita mau. Padahal itu cuma sinetron yang besok juga belum tentu orang nonton.
Tapi kita pengen berikan yang terbaik. Ada reading sebelum take. Misalkan ada salah satu yang dituntut beradegan nangis, kita saling bantu. Dan kita berdua bisa nangis. Seru banget ya.
Film Horor Pertama, Cut Meyriska Suguhkan Goyang
Film Jaran Goyang menjadi genre horor pertama yang diperankan oleh Cut Meyriska. Dalam film tersebut, Cut Meyriska beradu peran dengan Ajun Perwira, Intan RJ, Nova Eliza, dan lainnya. Sebagai penyanyi dalam film tersebut, Cut Meyriska mau dituntut untuk bergoyang.
Bisa diceritakan garis besar cerita film Jaran Goyang?
Ini film horor yang berbeda dari lainnya. Mungkin banyak yang mengira kalau ini terinspirasi dari lagu dangdut itu. Aku sendiri berperan sebagai Elena, dia karakternya penyanyi, artis terkenal, cantik, dan punya segalanya, mau menikah dengan pasangan yang dicintainya.
Di sini, dangdut cuman satu scene doang, lebih banyak ke horor dan peletnya tersebut. Pada suatu hari, tukang kebun mau mendapatkan hatinya, dan melakukan apa saja.
Kamu nyanyi dangdut?
Bukan spesifik penyanyi dangdut. Namun emang penyanyi apa saja. Dalam scene juga ada kolaborasi dengan Trio Macan, menyanyikan lagu Jaran Goyang.
Ada kesulitan?
Kesulitan sekali, karena saya bukan penyanyi dangdut, lalu aku kan orang Aceh, sementara lagunya dengan menggunakan bahasa Jawa. Melafalkan lagu yang liriknya Jawa. Kesulitan lain karena aku ga pernah disantet atau dipelet. Dimana ada scene aku harus meringkik seperti kuda, itu sulit sih.
Tapi dibantu ama sutradara dan penulisnya. Ini kan kisah nyata ya. Sebenarnya pengen menemui korbannya ya, tapi dia merasa kalau ini adalah privasinya. Cuman penulis yang ketemu ama korbannya.
Bagaimana mendalami peran?
Ya itu, karena tak menemui korban, aku hanya berdasarkan catatan-catatan dari penulis. Dia yang memberikan informasi bagaimana ketika korban terkena ilmu pelet tersebut. Proses reading ramai-ramai, aku juga belajar nari juga. Dan itu gak bisa sembarangan, waktu nari. Kalau terlalu menghayati akan kemasukan.
Penasaran dengan ilmu pelet Jaran Goyang?
Kalau nyari kebanyakan yang keluar adalah lagunya Jaran Goyang. Nanya aja ke penulisnya, ini kejadian di Wonosobo. Ilmu ini gak hanya di Wonosobo, tapi di bagian Jawa lainnya pun ada, di Sumatera juga ada. Kita sempat syuting di Wonosobo juga.
Apa kesan pertama kali main film horor?
Mungkin seperti sebelumnya. Aku ambil peran bukan seperti yang biasanya. Mungkin orang melihat antagonis, antagonis terus. Atau protagonis, protagonis terus. Kenapa aku mau gabung di film ini karena satu karena ceritanya beda. Lalu karakternya. Aku tak takut sama tanggapan orang, Cut Meyriska nyanyi lagu dangdut.
Apa yang paling berkesan selama syuting?
Ternyata gak semudah yang kita pikir ya berperan dalam film horor. Syuting kebanyakan malam. Kita harus ngebayangin ada setan atau makhluk halus di samping. Dan khusus di film ini harus beradegan meringkik seperti kuda. Teriakin namanya Dirga yang diperanin oleh Ajun, itu proses dipeletnya.
Ilmu pelet masih ada, apa tanggapan kamu?
Jangan sampai lah itu terjadi sama aku ataupun orang lain. Itu kan berbahaya. Kalau gak mau kan jangan sampai dipaksa. Jangan seperti Dirga yang menghalalkan segala cara. Karena nanti itu akan berbalik ke dirinya sendiri, cepat atau lambat.
Pernah ketakutan setelah selesai syuting?
Gak sih. Mungkin kepada Ajun kali yang melafalkan mantra asli Jaran Goyang. Banyak syuting yang serem-serem ke Ajun. Aku bukan seorang penakut. Aku baru dengar dari penulis, ya ternyata ada.
Apa pesan film ini?
Pelet itu. Kalau kita gunain pelet bisa balik ke diri sendiri. Bahkan bisa mati juga. Lebih baik ya yang lurus-lurus aja. Cinta apa adanya, belum nemu cinta ya ikhlasin aja, gak perlu goyang-goyangan.
Ada proyek lain lagi?
Kan masih jalan sinetron Anak Langit. Insyaallah ada film lagi bulan Desember tayang. Judulnya masih rahasia, pemainnya ada dari Malaysia, lalu Raffi Ahmad juga. Ada Marsha Aruan, Gigi, Dinda Kanya, dan lainnya.
Apa target seorang Cut Meyriska?
Pencapaian kayak gimana banget sih gak. Aku gak yang harus mendapatkan pencapaian paling tinggi, atau kayak gimana. Lebih baik yang seperti ini, bisa kemana-mana. Kalau udah paling tinggi, nanti susah milih-milihnya. Jadi gak ada pencapaian yang gimana banget.
Ada yang belum kesampaian?
Pastinya aku untuk saat ini sangat bersyukur. Sudah banyak yang dicapai. Dikasih Allah rejeki, aku terima. Mungkin kalau belum saatnya dapet, ya belum aja. Kalau umroh, haji, alhamdulillah udah. Kalau yang lain kebetulan belum ada. Kalau lebih-lebih gak ada puas-puasnya, namanya manusia. Gak harus yang mewah-mewah yang penting setiap hari bisa tercukupi.
Di usia yang masih 25 tahun, jalan Cut Meyriska di industri hiburan masih panjang. Dalam setiap peran, ia punya idealisme dan terbukti mampu melakoninya dengan baik. Tak perlu harus buka-bukaan dan merendahkan harga dirinya, pemain film Jaran Goyang ini mampu menorehkan namanya sebagai pemeran muda yang cukup dikenal di negeri ini.