Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang aktris, Pevita Pearce memang tidak bermain di banyak film. Dalam satu tahun, Pevita biasanya hanya tampil di satu atau dua film saja. Pemain film Buffalo Boys ini termasuk selektif memilih peran.
***
Karena itulah ia mau bermain di film Buffalo Boys yang punya tema dan cerita unik serta berbeda dari film Indonesia lainnya. Film karya Mike Wiluan ini mengangkat kisah fiksi dari sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajah Belanda.
Buffalo Boys menceritakan kisah tentang dua pangeran Jawa, setelah beberapa dekade di pengasingan di Wild West Amerika, pulang ke Jawa untuk membalas dendam atas pembunuhan ayah mereka, seorang Sultan lokal, oleh pasukan pendudukan Belanda.
“Tema dan ceritanya beda dan menarik banget, Karakter yang aku mainkan juga beda dari biasanya. Banyak tantangan main d Buffalo Boys tapi aku senang dan excited banget bisa terlibat di film ini,” ucap Pevita Pearce saat berkunjung ke Bintang.com, beberapa hari lalu.
Aksi Pevita Pearce di jagad akting negeri ini banyak mendapat pujian. Penampilannya selalu ditunggu para penggemarnya. Pemilik nama lengkap Pevita Cleo Eileen Pearce ini mengawali debutnya di dunia akting lewat film Denias, Senandun di ata Awan (2006).
Di tahun 2008, Pevita bermain di film Lost in Love bareng Richard Kevin. Di film keduanya itu, Pevita langsung masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik di ajang FFI 2008.
Film lain yan pernah dibintanginya antara lain, Dilema, 5 cm, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Aku Jatuh Cinta, Single dan The Guys. Di film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, wanita kelahiran 6 Oktober 1992 itu mendapat banyak pujian.
Berkat perannya sebagai Hayati, adik dari Keenan Pearce ini meraih sejumlah penghargaan, termasuk di Festival Film Bandung 2014sebagai Pemeran Utama Wanita Terpuji. Di tahun ini, bakal ada dua film yang dibintangi Pevita Pearce yang akan dirilis.
Salah satunya adalah Buffalo Boys. Seperti apa peran dan karakter Pevita Pearce di film Buffalo Boys? Apa yang membuat film action-adventure tersebut menarik? Lalu apa yang membuatnya sangat mencintai dunia akting? Simak wawancaranya berikut ini.
Pevita Pearce Jadi Pemberani dan Pemberontak
Selain Pevita Pearce, beberapa pemeran juga ikut meramaikan film Buffalo Boys ini seperti Ario Bayu, Yoshua Sudarso, Hannah Al Rashid, Tio Pakusadewo, Daniel Adnan, Mikha Tambayong, Happy Salma, dan lainnya. Seperti apa ceritanya dan apa saja yang menarik dari film produksi Screenplay Infinite Films ini?
Apa peran dan karakter kamu di Buffalo Boys?
Aku jadi Kiona. Dia itu seorang wanita desa yang punya jiwa pemberani atau pemberontak terhadap ketidakadilan, tak seperti wanita di masa itu pada umumnya. Perempuan di jaman itu biasanya nyuci, masak. Dia beda, main bersama kerbau, suka panahan dan melawan penjajahan Belanda. Tingkah laku Kiona dianggap membahayakan sama petinggi desa.
Seperti apa garis besar cerita Buffalo Boys?
Film ini tentang dua saudara yang melarikan diri dari Jawa ke Amerika bersama pamannya karena ada konflik antara penjajah Belanda di Jawa dengan masyarakat setempat. Setelah sekian lama mereka balik lagi ke Jawa buat balas dendam. Mereka kemudian bertemu dengan Kiona yang mendukung dan membantu aksi mereka. Jadi ini perjalanan mereka untuk balas dendam dan menegakkan keadilan, selain itu ada twist-twist yang terjadi.
Bagaimana kamu terlibat di film ini?
Awalnya aku ketemu sama Mike Wiluan tiga tahun lalu, dia cerita mau bikin film yang digambarin dan diceritakan dengan sangat menarik. Kalau mau dikerjain mesti sama tim yang udah pengalaman dan udah matang soalnya kalo setengah-setengah jadinya malah bisa cheesy ya. Skala produksinya juga cukup besar tim produksinhya oke, makanya aku tertarik dan setuju ikut bergabung Tiga tahun kemudian baru kita jalan karena persiapannya harus benar-benar matang.
Apa persiapan yang dilakukan sebelum syuting?
Kita semua punya waktu 3 bulan untuk persiapan sebelum syuting. Jadi ada basecamp tmpat kita latihan buat produksi juga di situ. Kita reading, dan latihan fisik semua di situ. Yang lama itu proses memahami karakter dan membuat dialog itu jadi lebih personalized sama diri kita.
Ada latihan khusus yang dijalani?
Kiona kan diceritakan suka menunggangi kerbau dan memanah. Selama 1 bulan terakhir aku belajar menunggang kerbau dan latihan memanah. Yang paling lama latihan memanah karena bukan memakai panahan standar untuk olahraga tapi disesuaikan dengan setting cerita di tahun 1800-an. Latihannya cukup lama, tangan aku sempat luka juga, memang agak sulit tapi bisa aku jalani semua.
Ada kesulitan selama syuting?
Selama syuting kayaknya nggak begitu tersa sulit karena kalau kita semua sudah satu visi semua biasanya bisa berjalan lancar. Karena sejak dari awal syuting kita udah excited. Aku aja pas syuting sering penasaran apa lagi yang mau kita jalani hari ini, apalagi karakter yang aku mainkan juga menarik.
Lokasi syuting dimana saja?
Di Yogya dan Batam. Di Yogya lokasinya sekitar dua jam dari kota Yogya. Selama syuting cuacanya panas, benar-benar panas. Kalau di Batam di studio, cuacanya juga termasuk panas, apalagi beberapa hari seperti mau hujan tapi nggak jadi, wah jadi panas banget. Tapi ya kita tetap semangat menjalani syuting dalam cuaca apapun.
Apa yang menarik dari Buffalo Boys?
Kita harus nonton, karena dari cari segi cerita saja kalau menurut aku pribadi menarik banget. Terus skala produksi, konsep yang jauh beda dan pembuatannya sudah menarik dan beda sama film Indonesia lainnya. Lalu dari judul dan tema saja juga sudah sangat menarik, karena ada unsur western tapi dengan sentuhan Indonesia. Ini bisa jadi standar baru dalam perfilman Indonesia.
Apa harapan kamu untuk film ini?
Aku berharap Buffalo Boys bisa memberi warna baru di perfilman kita. Mudah-mudahan masyarakat kita semakiin optimis sama film Indonesia dan bisa mengharumkan negara kita.
Ada rasa khawatir karena tema film ini beda dan unik banget?
Itu yang jadi pemikiran kita selama ini. Jadi Buffalo Boys memang beda dengan film lain. Tapi kita berharap penonton bisa terbawa dalam dunia imajinasi yang kita ciptakan. Aku udah liat beberapa versi trailer dan itu makin excited apalagi komennya banyak yang positif dan membuat mereka makin optimis sama film Indonesia. Mudah-mudahan film ini bisa mengembalikan rasa percaya buat yang selama ini pesimis sama perfilman Indonesia.
Benarkah film ini ada unsur atau muatan sejarah?
Kalau usnur sejarah, paling dari soal penjajahan Belanda, ambil dari settingnya aja. Tapi kalau ceritanya pure fiction, ini hanya rekaan dan fantasi dari Mike Wiluan.
Tantangan Akting Pevita Pearce
Pevita Pearce biasanya hanya bermain satu film layar lebar tiap tahunnya. Di tahun 2012, ia pernah tampil di tiga film, tapi dua film merupakan omnibus (satu film terdiri dari beberapa film pendek) yang menampilkan banyak pemain. Di tahun ini, selain Buffalo Boys ada lagi satu film yang akan dibintangi Pevita.
Ada film atau proyek terbaru lagi?
Ada satu lagi film aku yang bakal rilis di tahun ini juga, judulnya mungkin sudah banyak tahu, Sebelum Iblis Menjemput. Ini pertama kali aku main film bergenre horor. Di sini aku main bareng Chelsea Islan. Rilisnya bulan Agustus nanti tapi belum pasti tanggal rilisnya.
Kenapa akhirnya main di film horor?
Dulu aku pernah main film psikologikal thriller tapi bukan horor dan ceritanya bagus. Begitu juga sama Sebelum Iblis Menjemput. Aku mau main karena cerita dan timnya juga bagus. Lalu karena sutradaranya mas Timo (Tjahjanto). Kalau soal film yang dark, sadis udah deh dia kan jagonya, aku juga ngefans sama dia. Jadi seneng banget bisa man di film ini.
Sedikit flashback, bagaimana awal kamu terjun ke dunia akting?
Aku dari kecil dulu suka diajak nonton teater kayak di broadway gitu sama keluarga aku. Makanya aku jadi suka perform kayak nari dan teater dari masih SD sampai SMA. Tapi kalau nyanyi nggak pernah karena ngerasa nggak punya bakat, hahaha.
Sempat sekolah akting?
Iya aku dulu kuliah di New York Film Academy di New York di jurusan teater. Dari stu aku makin mantap menyukai bidang akting. Aku merasa puas dan ada kebahagiaan tersendiri dalam menjalani akting.
Apa yang menarik dari dunia akting?
Yang menarik, proses analisanya. Jadi sebelum main film kan kita analisa dulu perannya dan bisa bermain dengan imajinasi kita sendiri. Jadi kayak bikin puzzle dan ketika puzzle itu jadi dan bisa memproyeksikan itu dalam film, itu tantangan yang tak pernah ada habisnya, neverending challenge.
Kamu selalu mengamati akting kamu di film?
Aku biasanya nonton film aku pas premiere. Di situ aku amati akting aku sendiri, mana yang kurang dan itu habit yang terus aku jalanin. Jadi nanti pas syuting film baru lagi aku ingin nambahin apa yang kurang dan berusaha lebih baik lagi.
Ada minat lain di luar akting?
Selain akting aku punya bisnis fashion , aku punya tim yang jalanin bisnis clothing yang ready to wear. Produksinya di Bali dan sudah dijalanin selama 4 tahun terakhir di sela-sela kesibukan main film. Karena itu cita-cita aku dari dulu, selain di hiburan aku juga berminat di di bidang fashion, dan alhamdulillah sekarang sudah tercapai.
Apa lagi peran yang ingin dibawakan?
Film biopik aku belum pernah main dan itu akan jadi tantangan tersendiri, Cuma buat karakter pasti banyak ya karena tiap orang punya keunikan masing-masing. Yang jelas aku selalu membiasakan untuk menjadi bunglon dalam hal akting, ya selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Ada rencana berkiprah di balik layar?
Mungkin tapi belum lah masih lama, aku berusaha terbaik dulu di akting. Jadi produser mungkin aja, aku sempat diskusi sama mas Abimana yang jadi produser di Sebelum Iblis Menjemput, ya buat menambah wawasan aku. Buat sementara ini aku masih suka bermain, berakting.
Beragam peran sudah pernah dicoba dan dibawakan Pevita Pearce. Film yang dibintaginya juga ada yang meraih jutaan penonton dan membuatnya meraih penghargaan. Meski begitu, aktris cantik ini tak mau berpuas diri dan terus mencoba tantangan baru. Salah satunya di film Buffalo Boys yang akan dirilis mulai 19 Juli mendatang.