Fimela.com, Jakarta Pernahkah Anda melihat atau satu studio dengan orang tua yang mengajak anak-anak untuk nonton bioskop meskipun filmnya bukan film anak alias tidak masuk klasifikasi usia penonton semua usia? Anda termasuk beruntung jika kebetulan bertemu dengan orangtua seperti itu dan masih bisa tenang menonton film.
Beberapa kali saya pernah mengalaminya, kehebohan demi kehebohan muncul di tengah cerita film yang mungkin bahakn tidak heboh sama sekali. Mulai dari orangtua yang harus sigap menutup mata anak ketiga da adegan yang memang tidak disajikan untuk anak. 'Sudah belum?' 'Lama baget!' Kalimat itu akan sering terdengar sepanjang film.
Belum lagi kalau adegannya horor, mereka teriak sama kencangnya dengan back sound film kemudian lanjut menangis. Tambah saat mereka kebelet pipis karena dinginnya ruang AC di bioskop. Duh.... mau menghibur diri dengan nonton bioskop malah terganggu ya.
What's On Fimela
powered by
Banyak alasan tentu ketika orangtua mengajak anak untuk nonton film yang tidak untuk anak-anak. Tidak ada yang menemani anak sementara orangtua sudah pengin nonton film. Mau ajak anak nonton, memberi pengalaman seru tapi ternyata tidak ada film yang benar-benar pas untuk anak.
Perlu diketahui, film yang dibintangi anak tidak selalu menjadi film yang layak untuk anak. Karena dalam flim dewasa peran anak juga dibutuhkan untuk melengkappi cerita. Namun, ceritanya sendiri bukan untuk anak.
Film yang layak untuk anak akan mendapat label semua usia. Inilah film yang akan membuat aank-anak dan orangtua nyaman bersama ketika nonton film di bioskop. Masalahnya, di Indonesia film anak sangat minim.
Film Kulari ke Pantai
Produser film Mira Lesmana merasa prihatin dengan minimnya film bertemakan anak-anak di Indonesia. Bahkan menurutnya, dalam lima tahun terakhir, dari 500 film yang diproduksi, hanya ada 15 film yang mengangkat tema anak-anak. Artinya setahun cuma ada tiga film anak yang diproduksi.
"Belakangan ini, sejak 2016 film Indonesia semakin semarak tapi film anak-anak semakin sedikit. Ketika melihat data ternyata dari 500 film yang dibuat dalam lima tahun terakhir, hanya ada 15 film anak-anak yang tayang. Sementara menurut saya perkembangan perfilman tidak akan bagus berjalannya jika tidak memiliki film anak-anak," ucap Mira Lesmana pada Bintang.com, beberapa waktu lalu.
Berkaca dari hal tersebut, Miles Films pun kembali tergerak untuk menyajikan film bertemakan anak-anak. Dengan judul Kulari Ke Pantai, film yang bertemakan perjalanan keluarga itu akan mulai tayang pada 28 Juni 2018 mendatang.
Film anak bagi Mira Lesmana dan Riri Riza merupakan sebuah urgensi khusus. Karena bagaimanapun perkembangan pesat produksi film di sebuah negara, tanpa adanya produksi film anak akan terjadi ketimpangan.
"Sangat urgensi yah film anak. Harusnya mau buat film tentang Chairil. Film Indonesia pesat tapi jumlah film anak kurang. Kemajuan film Indonesia tidak akan bisa panjang kalau tidak ada film anak," lanjut Mira Lesmana.
Harapan Mira Lesmana
Mira berharap filmnya bisa diterima oleh masyarakat. Karena ketika tema tersebut bisa diterima, akan banyak rumah produksi yang memproduksi film-film serupa. Apalagi bakat-bakat baru nan berkualitas dalam dunia akting harus selalu ada.
"Saya berhenti untuk produksi film dewasa, jadi fokus untuk produksi film anak-anak. Kami ingin film ini bisa dinikmati oleh semua anak-anak. Tahun ini memang film Kulari ke Pantai film anak pertama. Tapi ada dua film anak yang sedang diproduksi. Harapan saya kalau responnya bagus, produser mau membuat film anak," tukas Mira Lesmana. Film Kulari Ke Pantai mulai tayang di bioskop Kamis, 28 Juni 2018.
Koki Koki Cilik
Aktor senior Lukman Sardi pun mengungkapkan kegelisahan yang sama. Bukan sebagai pemain, di film Koki-koki Cilik ayah tiga orang anak itu berperan sebagai creative produser. Lukman pun bercerita, pembuatan film yang akan tayang pada 5 Juli 2018 itu lantaran ingin kembali mengangkat kejayaan tontonan anak-anak.
"Di Indonesia kok setelah Petualangan Sherina gak ada film anak lagi? Kalau pun ada film anak, film yang melibatkan anak-anak tapi ceritanya berat bukan ngomongin tentang anak-anak itu sendiri," ungkap Lukman Sardi saat press screening film tersebut di XXI Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (28/6/2018).
Kegelisahan Lukman Sardi
Bermodal dari kegelisahan tersebut, tercetus lah sebuah ide cerita tentang masak memasak yang dianggap menarik untuk anak-anak Indonesia. "Akhirnya muncul Koki-Koki Cilik dengan premis tentunya tentang spirit, semangat, tentang sesuatu yang sangat relate dengan anak Indonesia," tambahnya.
Lukman Sardi pun berharap, setelah Koki-koki Cilik, akan ada lebih banyak lagi film bertemakan anak-anak di bioskop tanah air. Selain menjadi tontonan, Lukman Sardi juga ingin film anak mampu memberikan edukasi yang bermanfaat bagi perkembangan anak Indonesia.
"Kalau kita ngomong ini menjadi sesuatu yang berkelanjutan, kita harus bikin lagi, bikin lagi," pungkas Lukman Sardi. Nah, libur sekolah kali ini ada dua film anak yang menarik, Kulari ke Pantai dan Koki Koki Cilik. Jangan lewatkan kesempatan seru mengajak anak ke bioskop nonton film yang memang dibuat untuk anak-anak.