Fimela.com, Jakarta To the point aja, membahas masa depan, itu artinya--untuk mereka yang melajang adalah membahas soal pernikahan. Maka, kalau dijabarkan satu-satu pembahasannya akan dimulai dari membahas soal biaya gedung, baju pengantin, makanan catering, souvenir, foto prewedding, serta biaya bulan madu.
Bagi sebagian calon pengantin meminta uang dari orangtua untuk biaya pernikahan adalah sesuatu yang ilegal alias nggak baik, nggak boleh dilakukan, pokoknya say "no" minta jatah dari orangtua. Buat mereka sebuah pernikahan adalah awal hidup mandiri yang lebih serius, tidak cuma sendiri, tapi juga berdua dengan si kekasih hati. "Jieelahhh!"
Tapi untuk beberapa pasangan lainnya, nggak apa-apa kok nikah dimodalin orangtua. Toh, orangtua mencari uang untuk anak-anaknya juga, kan? Jadi terima aja kalau papah dan mamah membiayai semua kebutuhan pernikahan bahkan kalau perlu minta hadiah bulan madu. "Hhhhmmmm, begitu amat yak?"
Yaudahlah ya, setiap orang kan punya perjalanan hidupnya masing-masing, termasuk jalan menuju pelaminan, entah yang dibiayai orangtua atau pun modal sendiri. Kalau dibiayai oleh orangtua, maka kamu nggak perlu berpikir soal biaya ini dan itu, yang kamu pikirkan hanyalah bagaimana konsep pernikahan kamu dengan konsep yang diinginkan si mamah dan papah "ketemu".
Tapi, buat yang ingin mandiri membiayai pernikahan sendiri, maka hidup adalah sebuah perjuangan. Karena susah nabung, ikut tabungan berjangka yang secara otomatis tiap bulannya langsung ditarik dari rekening pas banget waktu gajian, alhasil belum ngerasain enaknya gajian, sudah langsung seperti anak rantau yang menunggu datang kiriman uang dari emak di kampung, makannya mie rebus terus.
Dan di saat sedang meneguhkan hati untuk nabung buat menikah, tiba-tiba saja teman-teman mengajak liburan bareng. Hati pum goyah karena banyak hal yang dipikirkan. "Kesempatan jalan-jalan bareng kan belum tentu ada lagi. Apalagi kalau sudah pada nikah semua, pasti ribet kalau diajak liburan bareng." JADI BAGAIMANA?
Tentukan Prioritas atau Bekerja Lebih Keras
Katanya semakin bertambahnya usia, seseorang akan memiliki prioritas yang berbeda. Dulu sebelum bekerja mungkin kamu hobi banget beli sesuatu yang "lucu", meskipun sebenarnya nggak butuh-butuh banget, tapi karena lucu ya dibeli aja deh.
Setelah tahu bagaimana lelahnya bekerja kamu jadi tahu mana yang prioritas dan man yang tidak. Beli sesuatu hanya karena lucu apakah penting? Tidak. Dan akhirnya kebiasaan tersebut pun menghilang karena kamu tahu bahwa itu tidaklah penting lagi.
Nah, jadi mana yang lebih prioritas, liburan bareng teman karena kesempatannya mungkin langka atau mengumpulkan uang untuk menikah?
Kalau nggak bisa memilih satu, maka ambil saja dua-duanya. Liburan bareng teman "oke", nabung buat nikah juga "oke". Jadi itu artinya kamu harus bekerja lebih keras lagi. Cari kerja tambahan supaya uang bulanan untuk ditabung pun juga bertambah. Ya, setiap pilihan yang kamu ambil tentu ada risikonya, bukan?