Fimela.com, Jakarta Mengenal Hari Moekti di era 80-an tentu berbeda saat ia menjadi pendakwah. Diketahui, Hari Moekti memang merupakan sosok rocker yang banyak 'digilai' penggemarnya di masa keemasan musisi asal Cimahi, Jawa Barat tersebut.
Hari Moekti memulai kariernya di dunia musik saat berada di Semarang, Jawa Tengah. Saat sang ayah yang seorang tentara meninggal dunia, Hari remaja kembali ke Cimahi, kota kelahirannya. Meski tak pernah bercita-cita menjadi seorang musisi, namun nasib membawanya menjadi terkenal.
What's On Fimela
powered by
Bermula saat suaranya didengar seorang produser musik, ia pun ditawari rekaman. Hari mengawali kariernya di industri rekaman tidak dengan kesuksesan. Beragam tantangan pun harus dilaluinya, seperti bubarnya grup band Makara.
Kariernya di industri musik Tanah Air mulai terangkat saat ia bergabung dengan band Krakatau tahun 1985. Namanya semakin melejit saat bergabung dengan band Adegan.
Sejumlah albumnya meledak di pasaran dengan lagu Lintas Melawai, Ada Kamu, Aku Suka Kamu dan Satu Kata. Kesuksesannya itu membawa Hari Moekti sebagai salah satu rocker termahal di era keemasannya.
Namun, perjalanan kehidupan membawa Hari Moekti mendalami agama Islam. Saat itu ia mulai berpikir, apa yang dilakukannya justru membawa ke arah kemaksiatan. Sebagai seorang rocker, Hari Moekti memang berpenampilan cuek. Ia kerap tampil dengan celana sobek-sobek dan busana yang ketat, serta sedikit terbuka dan memperlihatkan bagian dadanya.
Hari Moekti bertemu ustaz dan mulai berubah
Saat sedang memproduksi album Di Sini, Hari Moekti bertemu dengan seorang ustaz. Dari ustaz tersebut, ia pun mendalami ilmu agama hingga akhirnya memutuskan untuk berhijrah.
Memulai perjalanan berhijrah, tentu merupakan hal yang berat bagi Hari Moekti. Ia harus kehilangan banyak uang lantaran tak lagi manggung. Bahkan album terakhirnya, tak laku di pasaran lantaran ia tak maju untuk mempromosikan albumnya tersebut.
Perjalanan dakwahnya yang berat itu, membuat banyak orang yang sudah mendengar ceramahnya, sebagai pejuang dakwah. Demi berdakwah, ia rela menanggalkan kesenangan dunia yang dahulu mudah diperolehnya.
Penampilan Hari Moekti yang berubah drastis
Memilih jalan dakwah, tentu saja mengubah penampilan Hari Moekti. Ia yang kerap tampil nyentrik, mulai berpenampilan sopan dan berusaha menjalani syariat agama Islam.
Salah satu ciri khasnya adalah berpenampilan klimis, tak memelihara jenggot sebagaimana banyak ustaz lainnya. Hari Moekti semasa hidup, terus menggelorakan semangat untuk berhijrah bagi masyarakat.
Setiap hari, Hari Moekti kerap tampil di berbagai daerah untuk memberikan kajian mendalam tentang agama Islam dan membagikan pengalamannya berhijrah.