Fimela.com, Jakarta Di balik serunya kumpul keluarga saat merayakan momen lebaran, ada satu hal menyebalkan yang pelru diantisipasi, yakni pertanyaan basa-basi dari keluarga mengenai status hubungan percintaan. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul antara lain ya pacarnya mana, kenapa putus sama si anu, dan kapan nikah.
Well, pertanyaan tersebut memang basa-basi. Tapi sebenarnya itu juga perlu bikin kamu kebawa perasaan alias baper kok. Kalau ditanya ya jawab saja dengan fakta.
Contoh; ditanya, "Pacarnya mana?" jawab, "ya sama keluarganya lah, kan dia juga punya keluarga bukan menetas dari telur kinderjoy." Atau ditanya, "Kenapa putus sama si anu?" jawab saja, "Soalnya berdua sama dia udah nggak bikin bahagia, ngapain dipaksa" tanpa perlu repot-repot menjelaskan alasan sesungguhnya.
Ditanya kapan nikah? Tinggal jawab juga apa adanya, maumu kapan? Misal, "Nanti sih, 3 tahun lagi lah setelah kariernya stabil." Bisa juga "Belum ada rencana, hehe" atau, "Tunggu kabarnya aja ya, semoga aja segera."
Kamu jomblo tapi disuruh nikah buru-buru? Jawab, "Pacar aja belum keliatan hilalnya, mau nikah sama diri sendiri?!" Yaa, intinya sih selama mereka cuma bertanya, silahkan jawab saja tanpa baper. Kenapa?
Kenapa Sih Pertanyaan Basa-basi Seperti Soal Kapan Nikah, Tidak Boleh Bikin Kamu Baper?
Selayaknya orang jarang bertemu, siapa tahu mereka memang hanya ingin meng-update informasi tentangmu
Tak berbeda dengan kawan lama yang punya banyak pertanyaan untuk dijawab olehmu ketika kalian baru bertemu, saudaramu pun begitu. Kalau kawan saja kamu jawab, masa saudara sendiri kamu sensiin?
Kalaupun bagimu pertanyaan itu sekadar basa-basi, ingatlah bahwa tidak setiap hari kalian berbasa-basi begitu
Orang yang jarang bertemu atau berkomunikasi setiap hari, wajar saja kalau dia tidak punya topik obrolan yang langsung klik. Basa-basi itu adalah bridging menuju pembicaraan seru lainnya. Jarang-jarang, kan? Karena itu kali ini, hadapi saja dengan lapang dada.
Dalam Momen Ini, Longgarkan Batas Toleransi
Kalau pertanyaan dari saudaramu mulai menyudutkan, kamu boleh kok pakai strategi bertahan
Ditanya pacarnya mana, kenapa putus sama si anu, atau kapan menikah itu biasa saja kalau tak ada embel-embel menyudutkan lainnya. Misalnya saja, soal kapan nikah, habis dikasih tahu rencana kita soal pernikahan, eh ternyata ada lanjutan "Buruan deh nikah, nanti keburu jadi perawan tua lho" baru deh, defensif.
Kesal karena basa-basi mereka keterlaluan? Maafkan, mumpung momen lebaran
Setiap orang punya batas toleransi. Kamu mungkin memaafkan dan bisa menoleransi beberapa pertanyaan basa-basi mereka yang menyebalkan, tapi bisa jadi mereka melakukan sesuatu di luar batas itu. Kesal, pasti. Tapi ya sudah lah, maafkan saja. Mumpung masih dalam momentum lebaran. :)