Cegah Orang Bunuh Diri, Begini Cara Mengulurkan Tanganmu

Karla Farhana diperbarui 12 Jun 2018, 00:12 WIB

Fimela.com, Jakarta Kematian Kate Spade dan Anthony Bourdain, juga banyak artis-artis lain melalui bunuh diri memang cukup tragis. Bukan cuma mereka saja yang terkspos di media massa, tapi juga banyak orang biasa yang mengakhiri hidupnya karena berbagai alasan. 

Namun, di sisi lain, menurut para pakar kesehatan jiwa, kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk bisa mendukung dan memberikan semangat bagi orang yang sedang depresi.

"Kita terkadang tidak memberikan cukup waktu untuk peduli dan memberikan perhatian, padahal kita tahu orang tersebut harus diperhatikan," kata mantan Presiden American Psychological Association, Nadine Kaslow.

Menurut Kaslow, banyak orang yang takut menanyakan apakah teman yang sedang depresi atau jiwanya rapuh itu punya pikiran bunuh diri.

"Namun saya rasa (dengan melontarkan pertanyaan itu) membuat mereka lebih kecil kemungkinan bunuh diri, karena mereka tahu ada orang yang peduli dengan mereka, dan ada yang bisa membantunya keluar dari permasalahan yang dihadapi," kata Kaslow mengutip laman Time, Senin (11/6/2018).

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Ciri-ciri orang yang berisiko melakukan bunuh diri

Desainer Kate Spade Meninggal Bunuh Diri, Diduga Akibat Depresi (Everett Collection/Shutterstock)

Berikan perhatian pada orang-orang terdekat yang menunjukkan perubahan perilaku signifikan. Di antaranya dia mulai menarik diri atau tidak tertarik melakukan sesuatu dalam hidupya.

"Perubahan ini bukan sesuatu yang spontan," kata Ketua Psikiatri di New York-Presbyterian/Columbia University Irving Medical Center, Jeffrey Lieberman.

Orang-orang yang biasa dekat dengan orang yang depresi biasanya tahu bila ada perubahan perilaku. Ada isyarat non-verbal yang bisa ditangkap ketika orang tersebut mulai mengalami perubahan perilaku.

"Cobalah bertanya kepada orang ini tentang bagaimana perasaannya merupakan strategi yang baik," kata psikolog dari University of Arizona Medical School, Joel Dvoskin.

Pastikan saat dia mulai bercerita tentang dirinya, Anda harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Biarkan dia bercerita tanpa perlu menghakiminya. 

Jika dia sudah memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup atau menyakiti diri sendiri, sebaiknya ajak mereka ke psikolog atau psikiater.

"Namun, ini memang tidak mudah dilakukan," kata Lieberman.

Jika sudah berusaha tapi dia tidak mau ke psikolog atau psikiater, Anda bisa mengajaknya ke komunitas agama, komunitas pencegahan bunuh diri, kelompok pendukung, dan lainnya.

"Walau itu bukan pengobatan, tapi bisa membantu mereka yang sedang berjuang," kata Kaslow.  

 

 

Penullis: Benedikta Desideria

Sumber: Liputan6.com