Fimela.com, Jakarta Saat Kumalasari muncul dengan body ideal, banyak orang yang berdecak kagum. Soalnya dulu dia berbobot 105 kg, padahal tinggi badannya hanya 159 cm. Terbayang betapa overwight-nya dia saat itu. Seperti apa proses yang dia lakoni sehingga tubuhnya bisa berubah drastis kini?
--
Pemeran Mpok Ijah dalam sinetron Bidadari di salah satu stasiun televisi swasta ini pun mencuri perhatian dengan penampilan barunya dengan body goals nan memikat. Banyak orang yang bertanya-tanya, seperti apa ia melakoni permak tubuh dan menjalani perawatan kecantikan sampai bisa selangsing itu. Lalu berapa besar biaya yang ia kucurkan untuk perubahan yang membuat orang terpana.
What's On Fimela
powered by
Perubahan yang signifikan ini ternyata melalui proses yang panjang dan melelahkan. Jangan hanya lihat hasilnya saat ini, tapi harus melihat juga bagaimana proses yang dilalui. So, anda jangan menyamakan proses yang dialaminya seperti sulap. Hanya dengan mantra simsalabim abrakadabra berubahlah semuanya. Sejurus kemudian tepuk tangan hadirin pun bergemuruh meski tanpa dikomando. Itu hanya terjadi pada sebuah pertunjukan sulap.
Soalnya, perempuan yang melakoni profesi lain sebagai pengusaha ini tidak dalam sehari dua untuk mendapatkan body goals-nya. Dari sisi dana juga menelan biaya yang tidak sedikit, lebih dari Rp 4 miliar yang harus ia kucurkan untuk semua itu. Seperti apa istri Galih Ginanjar ini melakoni semua itu hingga akhirnya memperoleh bodygoals yang banyak diidamkan orang?
Ini yang menarik dan bisa menjadi inspirasi buat Anda yang kebetulan punya bobot tidak ideal. Dengan upaya keras tak kenal lelah, bukan tidak mungkin Anda juga bisa memiliki body ideal macam Kumalasari.
Berubah Setelah Di-bully dan Perlakuan Diskriminatif
Kumalasari pernah merasakan sakitnya di-bully- saat tubuhnya mekar hingga 105 kg. Bukan hanya itu yang dideritanya, di lokasi syuting sinetron pun mengalami perlakuan diskriminatif. Maklum saja ibu satu anak ini hanya sebagai pemeran pembantu. Di lokasi syuting sinetron atau film biasanya pemeran utama yang mendapat fasilitas yang lebih.
“Bully-an adalah makanan sehari-hari aku saat itu. Tapi mau gimana lagi. The show must go on. Sakit sih, tapi sudah lah,” kenangnya.
Semua itu ia lakoninya dengan sabar. Perempuan blasteran Belanda, Persia dan Bugis ini tetap tampil profesional sebagai pemain sinetron. Dengan tubuh gemuknnya, ia malah menggemaskan sebagai Mpok Ijah, pembantu gesit di rumah Lala (Marsanda) pemeran utama di sinetron Bidadari. “Soal make up aku enggak boleh pakai yang bermerek. Terus makanan hanya dapat nasi kotak. Kalau bintang utama makanannya bisa request khusus,” ungkapnya.
Semua itu membuatnya terpacu untuk berubah. Kenyang mendapat bully-an dan perlakuan diskriminatif membuat ia bertekad bulat. Pokoknya harus berubah. “Siapa lagi yang bisa mengubah diri gue kalau buka gue sendiri,” begitu tekad perempuan kelahiran Jakarta, 7 Mei 1982 ini.
Dari bully-an dan perlakuan diskriminatif itu Kumalasari tersadar. Ia bertekad untuk mengubah diri menjadi lebih baik lagi. Dengan penampilan yang singset seperti para bintang utama di pentas sinetron dan film.
Sehari Enam Jam, Bahkan Lebih
Ada tiga hal penting yang dilakukan Kumalasari dalam rangka mengubah dirinya dari overweight menuju berat badan ideal; mengatur pola makan (diet), olah raga dengan keras dan melakukan perawatan tubuh dengan beragam bentuk perawatan medis terkini. Ketiga hal itu dia dijalankan secara simultan sehingga hasilnya seperti yang bisa dilihat sekarang ini.
Ia melakukan olahraga yang cukup keras untuk mencapai tujuannya ini. “Olah raga yang aku lakukan keras banget. Sehari aku melakukan olah raga selama enam jam bahkan kadang lebih dengan didampingi seorang personal trainner. Aku melakukannya di fitness center langgananku. Kalau enggak di Pantai Mutiara Sport Club, Pluit Jakarta ya di sport club di salah satu hotel di bilangan Kasablanka Jakarta Selatan,” ungkapnya.
Awalnya memang olah raga selama itu berat buat Kumala, namun setelah sekian lama dilakoni ia malah menjadi ketergantungan untuk selalu melakukan olahraga. Ada sesuatu yang hilang saat dirinya tak melakukan aktifitas olahraga.
Saat dirinya berbobot 105 kg, apa saja nyaris dia kunyah. “Saat itu aku suka banget makan, pokoknya apa saja aku makan. Mi instan misalnya, sehari sampai tiga kali untuk ukuran jumbo. Terus makan goreng-gorengan dan sejenisnya juga sering banget. Tapi setelah melakoni program perawatan, pola makan sembrono itu aku tinggalkan,” katanya. Bahkan nasi yang sebelumnya menjadi sumber karbohidratnya pun diganti dengan kentang dan umbi-umbian lain yang ramah untuk tubuhnya.
Makanan memang seperti dua sisi mata uang. Ia bisa menjadi sumber energi dan nutrisi ketika masuk dalam porsi yang pas. Namun akan berubah menjadi bahaya laten bagi tubuh saat konsumsinya berlebih. Soalnya kelebihan makakan akan ditimbun menjadi lemak. Saat semua itu berlebih atau obesitas, ancaman penyakit lain mulai mengintai tubuh. “Enggak ada gunanya aku olah raga yang keras kalau enggak jaga makanan, iya kan?” katanya retoris.
Faktor ketiga yang ia lakukan adalah perawatan tubuh. Ini adalah penyempurna dari dua hal yang sudah dilakukan sebelumnya. Kumalasari memilih salah satu klinik kecantikan di bilangan Tanjung Duren, Jakarta Barat untuk melakukan aneka perawatan kecantikan yang biayanya amat fantastis. “Biayanya seperti yang dikeluarkan pihak klinik, sekitar Rp 4 miliar untuk perawatan dua tahun terakhir ini. Soalnya aku sudah melakukan perawatan di klinik itu lebih dari dua tahun dan juga melakukan perawatan di klinik lain, seperti akupuntur,” ungkap Kumala yang lebih memilih di Jakarta untuk melakukan perawatan kecantikan dibandingkan harus ke Thailand, Korea atau negara lain.
Menurut dr. Evelyne Anggun, Dipl. AAAM, yang menangani perawatan kecantikan Kumalasari di Klinik Dermapro, Jakarta Barat, biaya yang dikeluarkan memang sebesar itu jika diakumulasi dalam dua tahun. “Soal biaya itu relatif ya, tetapi memang itu angka real yang harus dia keluarkan dalam kurun waktu dua tahunn terakhir. Kenapa besar karena paket perawatan yang diambil banyak,” ungkapnya.
Bahagia dengan Tubuh Ideal
Perjuangan keras yang dilakukan Kumalasari untuk menurunkan berat badan, pelan-pelan membuahkan hasil. Setiap tahun terjadi penurunan setelah melakukan program diet, olahraga dan perawatan kecantikan. Ia memang tak mau menurunkan bobot tubuhnya secara drastis. Meski harus bekerja keras, ia memilih cara pelan-pelan sampai sekitar 5 tahun akhirnya ia sampai pada berat yang dianggap ideal; 45 kg untuk tinggi badanya 159 cm.
“Perjuangan aku menurunkan berat badan akhirnya tercapai. Setelah berjuang keras akhirnya aku mencapai tubuh yang ideal. Dulu ukuran baju aku di XXL lebih. Sekarang alhamdulilah sudah Xtra S. Udah kecil banget,” katanya semringah.
Sekarang setelah bobot ideal didapat bukan berarti Kumalasari berleha-leha. Justru perjuangannya tidak berhenti. Karena harus mempertahankan berat ideal yang sudah didapat. “Aku memang sudah happy dengan pencapaian sekarang dengan bobot tubuh ideal. Tetapi aku tetap seperti sebelumnya; berolah raga, jaga pola makan dan perawatan kecantikan. Kalau enggak dijaga bisa kembali lagi pada berat awal,” ujarnya.
Ngomong-ngomong mengapa Anda tidak memilih perawatan di mancanegara? “Kenapa harus di luar negeri kalau di dalam negeri bisa. Setelah aku itung-itung ternyata lebih menguntungkan melakukan perawatan di dalam negeri. Perawatan di luar itu mahal di ongkosnya,” kata Kumalasari yang mendapat dukungan penuh dari suaminya Galih Ginanjar melakukan perawatan tubuh menuju body ideal.
Kumalasari bukan satu-satunya artis yang berhasil menurunkan bobot tubuhnya secara signifikan. Ada juga Dewi Hughes, Tya Subiyakto, Tina Tone yang berhasil memangkas bobot tubunya. Kini, tambah satu lagi artis yang bisa dijadikan contoh dalam menurunkan bobot tubuh. Seperti kata pepatah di mana ada kemauan, di situ akan ada jalan. Kumalasari malah sering membagikan aktivitas dan prosesnya dalam melakukan penurunkan bobot tubuh melalui media sosial miliknya. “Aku bukannya mau pamer ya, mau berbagi dan menginspirasi orang lain. Bisa kok menurunkan bobot tubuh asal punya kemauan dan disiplin yang keras,” katanya.