Fimela.com, Jakarta Ramadan semakin mendekati akhir. Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan, Rasulullah Muhammad SAW selalu menghabiskannya dengan melakukan itikaf atau berdiam diri di dalam masjid.
Selama sepuluh hari di akhir bulan Ramadan, Rasulullah mengerjakan amalan Itikaf untuk meraih keutamaan malam seribu bulan atau yang disebut malam lailatul qadar.
Allah berfirman dalam Surat Al-qadar ayat 3-5, "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Ayat tersebut menunjukkan bahwa malam lailatul qadar memiliki keutamaan bahwa pahala orang yang mendapatkan malam lailatul qadar mendapat keutamaan seperti pahala selama seribu bulan.
Keutamaan malam lailatul qadar juga dimanfaatkan Rasulullah untuk mempersungguh ibadahnya, seperti diriwayatkan dalam Hadis Tirmidzi yang artinya, "Dari Aisyah berkata, Rasulullah sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir tidak seperti hari-hari biasa."
Terkait pelaksanaannya, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan itikaf pada sepuluh malam terakhir yang biasanya digelar di masjid bada isya hingga fajar.
Keutamaan Itikaf
Selain pahala yang setara dengan amalan seribu bulan, ada dua keutamaan lainnya apabila kita melaksanakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.
1. Dihapus Dosa-dosanya dan Ditulis Kebaikan
Diriwayatkan dalam hadis Ibnu Majah, "Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah menjelaskan berkaitan dengan orang yang beritikaf: "Ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan."
2. Seperti Pahala Haji dan Umrah
Diriwayatkan dalam Hadis Baihaqi, "Rasulullah bersabda, "Barang siapa itikaf 10 hari di dalam bulan Ramadan maka (dapat pahala) seperti orang yg dua kali haji dan dua kali umrah.
Penulis: Umi Septia
Sumber: Liputan6.com