Fimela.com, Jakarta "Rezeki tak akan kemana-kemana" ungkapan itu pasti tak asing di telinga, yang mana banyak digunakan untuk meredam rasa khawatir saat kehilangan sesuatu.
Terkait ungkapan tersebut, ada kisah seorang ibu yang mendapatkan rezeki tak terduga hingga membuatnya begitu bahagia, yang mana hal rezeki tersebut datang enam tahun setelah dirinya enolong seorang mahasiswa yang kelaparan karena tak punya cukup uang.
What's On Fimela
powered by
Melansir laman Koreaboo, seorang mahasiswa Korea yang tak disebutkan namanya harus kelaparan karena tak memiliki cukup uang dan harus begadang, untuk mempersiapkan ujian General Equivalency Diploma (GED) yang akan dihadapinya.
Sampai pada suatu malam setelah ia belajar keras, mahasiswa tersebut melihat sebuah truk makanan dan membeli kue ikan seharga 400 won (Rp 5153) dan menyantap 10 cup sup kue ikan yang diberikan secara cuma-cuma oleh pemilik truk makanan tersebut.
"Lagi pula, itu (kue ikan) membengkak jadi tak akan ada yang mau membelinya. Makan saja," ujar pemilik truk makanan tersebut.
Tak hanya kali itu saja, mahasiswa tersebut pun selalu mampir ke truk makanan tadi setelah belajar keras. Mengharukannya, ibu pemilik truk tadi pun selalu memberikan kue ikan gratis untuknya.
Sumpah Sang Mahasiswa
Melihat kebaikan sang ibu penjaja makanan tersebut, mahasiswa tadi pun kemudian tersentuh dan bersumpah jika dirinya akan membalas semua kebaikannya.
Seiring kelulusannya, mahasiswa tadi pun kini telah mendapatkan pekerjaan bagus di departemen sumbar daya manusia di sebuah perusahaan besar. Enam tahun setelah mendapatkan pekerjaan itu, ia pun memutuskan untuk mengunjungi ibu pemilik truk makanan yang telah menyelamatkannya dari kelaparan.
Ia pun menemukan sang pemilik truk makanan itu, di tempat yang sama seperti saat dirinya masih menjadi mahasiswa. Namun ada pemandangan berbeda di sana, di mana di samping sang ibu ada sosok anak laki-lakinya yang menderita cerebral palsy atau gangguan di otot dan saraf.
Membayar Sumpah
Merasa iba melihat kondisi anak laki-laki ibu penjaja makanan yang cacat, ia pun kemudian berpikir untuk memberikan bantuan kepada mereka, terlebih ia merasa hutang yang harus dibayar.
Untungnya, ia bekerja di perusahaan yang aktif merekrut penyandang disabilitas. Setelah itu, ia pun berlari, memberitahu manajernya dan kabar baiknya, atasnya itu setuju untuk mempekerjakan anak dari ibu sang pemilik truk makanan.
"Bagaimana saya bisa membayar kembali ini semua?" kata sang ibu sabil menangis. Namun pria tadi menolak segala pemberian sang ibu karena yang ia lakukan adalah sebuah bentuk balas budi.
"Saya dulu berhutang pada ibu. Saya hanya ingin membayar kebaikan yang pernah ibu berikan," balasnya.