Fimela.com, Jakarta Setiap perjalanan mencipta sebuah karya musik tentu disertai dengan berbagai cerita di baliknya, baik suka maupun duka. Bagaimana penulis mampu menuangkan ide, musikalitas dan mengemasnya menjadi satu suguhan padat makna. Namun, tidak semua proses berjalan sempurna, demikian pula yang pernah dirasakan Brianna Simorangkir.
***
Awalnya, solois yang telah merilis debut album Istana ini memiliki ketertarikan dalam hal menulis lagu sejak masih kecil. Namun, Brianna menyadari jika dirinya dilanda rasa tidak percaya diri dalam penulisan dan malu menunjukkan karya yang ditulis. Hal tersebut ternyata turut dipicu faktor lain.
Beberapa tahun setelah pindah ke Australia, Brianna didiagnosis disleksia, sebuah gangguan yang membuat seseorang mengalami kesulitan dalam menulis dan membaca. Ia pun sempat mengenakan kacamata terapi. Setelah beberapa waktu berlalu, Brianna akhirnya bangkit dan bangga akan karya yang ia ciptakan.
Sejak itu, Brianna telah menulis jajaran lagu, termasuk lagu terbaru yakni single Alright yang dibawakan oleh Calvin Jeremy feat. Wouter Hamel. Ia ikut ambil bagian dalam penggarapan melodi dan penulisan lirik di single yang ada di album Nostalgia tersebut.
"Aku dapat diagnosis beberapa tahun kemudian setelah pindah ke Australia bahwa Brianna ada disleksia. Jadi saat sudah diketahui, ada solusinya membuat baca lebih mudah yaitu dengan blue glasses. Setelah itu aku lebih percaya diri menunjukkan ke keluarga dan teman-teman," ungkap Brianna Simorangkir kepada Bintang.com, beberapa waktu lalu.
Penyanyi berdarah Australia dan Indonesia ini mengaku jika dirinya saling barter lagu dengan Calvin Jeremy. Sementara untuk single Alright sendiri, Brianna memberikan sentuhan tema bahagia dan menginspirasi di setiap liriknya.
Brianna Simorangkir berbagi kisah selengkapnya terkait dirinya yang pernah didiagnosis disleksia hingga percaya diri menulis lagu, perjalanan mencintai dunia penulisan, proses menarik di balik penggarapan single Alright, hingga memaknai karier bermusik. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama Brianna Simorangkir lewat rangkuman berikut.
Perjuangan Brianna dan Single Alright
Meski memiliki kecintaan menulis sejak kecil, namun bukan hal yang mudah bagi Brianna Simorangkir untuk menulis lagu. Setelah sempat didiagnosis disleksia, ia pun dapat bangkit dan terus berkarya.
Bagaimana cerita awal Brianna suka menulis lagu?
Awalnya Brianna waktu kecil suka banget nulis diary, semakin lama bukan cuma nulis diarytapi storytelling. Waktu kecil aku sering banget dengar lagu anak-anak dari situ sudah mulai mikir kalau melodi ini beda liriknya tapi diam-diam karena waktu kecil sampai sekarang spelling selalu salah tulis. Jadi, aku malu buat nunjukin ke siapa-siapa berusaha menyembunyikan
Apa langkah yang Brianna tempuh setelah itu?
Aku bergabung di sekolah musik dan ada kurikulum mencipta lagu, nggak sendirian ada grup. Awalnya takut-takut ide aku salah tapi aku ada guru yang bilang, nggak ada yang salah di seni. Setelah aku dengar kata-kata itu aku akan menulis. Perjalanannya umur 15 tahun baru nulis lagu secara keseluruhan.
Kapan pertama kali menuliskan lagu untuk orang?
Aku pernah bantu nulis buat band Suicidal Sinatra ada lagu yang aku bikin reff-nya. Itu lagu pertama dan begitu luar biasa karena akhirnya dipakai liriknya dan itu tahun 2010.
Pengalaman menulis lagu bersama musisi luar negeri?
Suatu hari saat Brianna lagi menuju pulang ke Bali dari Sydney, aku duduk di sebelah laki-laki sambil bikin setlist karena aku pulang ada gig. Itu kelihatan sama orang di sebelah aku dan tanya nama, umur, dan tanya aku penyanyi. Aku jawab, ya aku penyanyi sebentar lagi ada show di Bali dan dia mau ikut. Aku kasih tempat acaranya dan dia datang. Waktu itu aku umur 16 tahun.
Ternyata dia waktu itu, salah satu publishing untuk Britney Spears, Gwen Stefani. I love those 2 girls. Dia bilang 'Hei, aku di sini mau bikin writing producer camp, kamu bisa bantu karena aku nggak ada koneksi di Bali, aku butuh peralatan, studio, dan aku butuh seseorang yang organize grup-grup yang datang nanti,'.
Tanggapan Brianna atas penawaran orang tersebut?
Itu sempurna karena aku ada koneksi untuk segala hal peralatan, musical dan ibu saya organizer. Buat aku ini faith banget, tahun itu beberapa bulan kemudian, ternyata dia serius banget yang dateng itu Jonas Brothers, Guy Sebastian, banyak yang dari Australia juga, Havana Brown ikut.
Jadi barternya, Brianna bantu peralatan dan segala hal, syarat dari aku, aku boleh diam di sini dan belajar proses studio, writing session itu kayak gimana atmosfernya, developing lagu itu seperti apa. Ini sudah tahun ke-9 aku selalu sit in kalau nggak ikut yang duduk, observasi, dengar dari situ aku bisa merasakan dan lebih percaya diri.
Lalu, bagaimana cerita penggarapan single Calvin Jeremy, Alright?
Calvin minta bantu bikin lagu, aku senang dong karena kita satu manajemen dan musical family, waktu itu ada barter aku bikinan lagu, Calvin bikinin lagu Indonesia buat aku. Waktu itu, langsung kirim filenya dan ada musiknya dan dari situ aku langsung suka lagunya. Jadi judul lagunya Alright, jadi inspirasi lagunya sesuatu yang bahagia, aku rasa banyak lagu yang tentang cinta itu baper-baper jadi aku bikin aku mau bikin lagu yang uplifting dan happy.
Dari situ langsung masuk, ada bayangan cerita kalau buat aku bikin lagu, kalau sudah ada musiknya, aku lihat kayak film gitu. Nggak sampai sejam, soalnya lagunya enak banget, bikin happy, jadi prosesnya nggak ribet dan nggak lama.
Menurut Brianna, apa hal menarik dari single Alright?
Yang menarik dari single Alright, Calvin cara membawakan lagunya enak saja didengarnya dengan style dia sendiri. Aku sudah surprise, sebelumnya aku pikir itu cuma Calvin yang nyanyi, ternyata ada Wouter Hamel dari luar negeri. Video klipnya keren, ini lagu yang bahagia.
Proses Kreatif Brianna Simorangkir
Brianna Simorangkir turut berbagi kisah di balik proses kreatifnya dalam menulis lagu. Tidak ketinggalan, ia juga mengungkap project solo selanjutnya di tahun 2018 ini.
Proses kreatif Brianna saat menulis, lebih suka menulis atau cari melodi dulu?
Keduanya sih, tergantung kadang-kadang dengar kata-kata apa aku tulis, kadang-kadang cuma kata-kata itu tapi ada melodi dan ternyata cocok banget sama kata-kata kemarin itu lalu dikawinin.
Ada treatment khusus dari proses menulis lagu?
Lebih nyaman menulis dalam bahasa Inggris, aku mencoba dari dulu menulis bahasa Indonesia. So, treatment aku kalau pas awal-awal bikin lagu itu inspirasinya dari jazz kayak Billie Holiday dan hip hop. Akhirnya aku menemukan hip hop artist yang sampling. Mereka hobinya ke record shop nyari sehari-hari jazz record, soul, funk tapi hip hop beat yang mereka isi sendiri. Aku cinta banget sama itu sampai sekarang. Aku bikin lagu ambil samples dari YouTube dari situ aku nulis, rekam di Logic atau GarageBand.
Menurut Brianna, menulis lagu yang menyenangkan seperti apa?
Sejak aku diajak Bali Songwriting International Camp aku sadar bahwa senang banget kerja dengan grup. Kalau kolaborasi dengan artis-artis baru dari situ karena kita bisa banyak belajar dari mereka, kami saling belajar satu sama lain, seperti mengambil skill yang berbeda, dari orang-orang yang berbeda jadi kolaborasi adalah cara favorit aku bekerja di studio. Kalau sendiri kadang-kadang jadinya overthinking banget.
Next project solo dari Brianna Simorangkir?
Tahun ini juga Brianna baru rekaman sama Kang Hedi Yunus itu akan dirilis tahun ini. Itu recycle lagunya dia, folk dan easy listening. Lagunya sudah jadi.
Apakah Brianna pernah jenuh dalam bermusik?
Nggak, karena setiap kali manggung kalau nggak ada good experience, ada bad experience dan itu tidak membosankan karena itu learning curve. Bagaimana caranya mengatasi situasi itu menarik dan nggak membosankan. Mungkin stres ada, dengan semuanya ada stres tapi level kesenangannya lebih tinggi dari bosan, stres. Kalau musik selalu ada tantangan baru, beda kota selalu beda audience harus menyesuaikan ada di mana.
Keinginan bermusik yang ingin dicapai Brianna?
Goal Brianna adalah untuk Toplining, istilahnya Toplining kalau nulis lagu. Jadi, aku ada banyak teman yang sudah lumayan up there dan hidup mereka benar-benar, 'Ok come to LA now aku butuh kamu untuk menulis,'. Tujuanku ingin punya kesepakatan publishing dengan perusahaan, manajemen atau orang yang tepat yang mengizinkan aku melakukan perjalanan ke seluruh dunia melakukan hal yang aku sukai.
Brianna Simorangkir pernah dihadapkan dengan masa sulit diawal masa saat jatuh cinta dengan menulis lagu. Namun nyatanya, diagnosis disleksia tidak menyurutkan semangatnya untuk berkarya. Kini, ia terus mengeksplorasi diri dengan mencipta. Sukses selalu, Brianna.