Fimela.com, Jakarta Film Lima oleh Lembaga Sensor Film (LSF) digolongkan sebagai film dewasa dengan klasifikasi 17 plus. Padahal, sebagai Produser dan salah satu Sutradara Lola Amalia berharap filmnya bisa ditonton oleh semua kalangan usia sehingga bisa mendapatkan pelajaran tentang makna Pancasila dalam film itu.
"Minimal 13 ke atas ya. Biar anak SMP bisa nonton. Sedih iya. Saya awalnya berkeinginan untuk membawa film ini ke anak-anak SD, SMP dan SMA tapi terganjal dari LSF. Waktu kita kasih tonton ke anak-anak muda sih Reaksi temen-temen semua luar biasa kebanyakan orang tua malah pengen anaknya nonton dan mengerti secara mendalam nilai-nilai dari Pancasila," ujar Lola Amaria di XXI Djakarta Teater, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/5/2018).
What's On Fimela
powered by
Lola mengaku melakukan riset mendalam terkait film Lima. Ia bersama tim melakukan riset sejak Agustus 2017 dan mulai menulis naskah dari Oktober. "Januari kita mulai siap-siap lalu persiapan dan syuting itu memakan waktu sampai Februari. Saat membahas sila pertama tentang ketuhanan, kita riset cukup lama ke pemuka-pemuka agama," kata Lola.
Lola mendapati filmnya bisa tayang sehari sebelum peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni. Juga bertepatan dengan peringatan 20 tahun peringatan tragedi tahun 1998.
"Kami dari awal memang menyinggung hal-hal itu tapi tidak dikonsepkan sampai sejauh itu. Kalau tayang dekat Hari Lahir Pancasila itu memang iya, tapi semua berpikirnya film kan ada nasibnya masing-masing, kalau ga bagus ya gimana," kata Lola Amaria.
Tentang Pancasila
Sesuai judulnya, film ini juga digarap oleh 5 sutaradara yaitu Lola Amaria, Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Harvan Agustriyansyah, dan Adriyanto Dewo. Masing-masing menggarap satu sila.
"Sebenarnya ga ada sesuatu yang spesial ya, tapi saya waktu itu cuma mikir Pancasila itu bagus tapi awalnya sempat mikir, kayaknya susah deh. Kalau satu sila dibuatkan satu film biayanya mahal, kalau lima sila dalam satu film, susah ya," ujar Lola Amaria.