Fimela.com, Jakarta Perseteruan dua musisi internasional kembali terjadi. Kali ini konflik melibatkan band asal Irlandia, The Script dengan solois yang sedang jadi rising star, James Arthur.
Kesuksesan James tak lepas dari single andalannya, Say You Won't Let Go. Lagu tersebut disebut-sebut telah memberinya keuntungan sebesar USD 20 juta, atau nyaris 300 miliar rupiah.
Meski notasinya bisa dibilang sederhana, kekuatan lirik dan vokal James Arthur membuat single tersebut melejit. Sayangnya kesuksesan itu disusul oleh tuntutan secara hukum.
Melalui Richard Busch selaku kuasa hukum, The Script mengajukan tuntutan atas Say You Won't Let Go. Karya tersebut ditengarai melibatkan tindak plagiarisme dari salah satu masterpiece The Script, The Man Who Can't Be Moved.
Sengaja Menjiplak?
Secara melodi lagu, kedua hits ini memang tidak punya kemiripan identik. Namun jika diamati dari tempo, pola lagu dan harmoni vokalnya persamaan itu akan muncul.
Sang kuasa hukum juga menyebutkan bahwa James sebelumnya pernah meminta The Script untuk sebuah project kolaborasi. Namun Danny O'Donoghue dkk menolak tawaran itu.
Hal itu diduga menjadi alasan James Arthur sengaja mengambil nyawa lagu The Man Who Can't Be Moved yang booming sejak awal rilis 2008 lalu.
Tuntutan yang Diajukan
Richard menuding James Arthur telah melakukan pelanggaran hak cipta, dan menyebarluaskan karya yang mengandung unsur plagiarisme tersebut. Karenanya The Script akan menuntut sejumlah uang ganti rugi berdasarkan undang-undang yang berlaku.
Bagaimana pendapat kamu soal kedua lagu tersebut? Apakah James Arthur benar-benar terinspirasi oleh lagu andalan The Script tersebut?