Derita Down Syndrome dan Infeksi Paru-paru, Bayi Berusia 8 Bulan Ini Memohon Bantuan

Gadis Abdul diperbarui 22 Mei 2018, 10:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang ibu, Luicia Utari tentu saja sangat senang ketika anak ketiganya lahir. Muhammad Al-Fatih, anak ketiga Luicia Utari lahir pada 22 September 2017 lalu secara Caesar di RS Santoso Kopo. Namun kabar buruk belakangan muncul, kebahagian Luicia pun berubah menjadi kecemasa, kecemasan akan kesehatan anak ketiganya Al-Fatih.

“Di bulan pertama ananda terlihat baik-baik saja dan kami berfikir sangat normal namun pada tanggal 8 November terkena flu dan tanggal 9 November 2017 ananda tersedak dikarenakan dahak yang sangat banyak sehingga mengalami gangguan nafas. Ananda kami bawa ke RS Santosa Kopo pukul 11.30, dikarenakan sangat urgent dan di RS Santosa Kopo ruang PICU sedang mengalami renovasi akhirnya kami di rujuk ke RSHS, tiga hari kami melihat Al-Fatih di IGD RSHS dan akhirnya ruang PICU kami dapatkan di RS Advent pada tgl 12 November 2017 pada pukul 20.30,” cerita Luicia Utari Panjang lebar di laman resmi Kitabisa.com.

Rasa cemas Luicia Utari semakin bertambah ketika dokter memberitahunya bahwa Muhammad Al-Fatih adalah anak yang spesial. Bukankah seharusnya Luicia Utari senang karena dokter mengatakan bahwa Al-fatih adalah anak yang spesial? Tidak, bukan spesial dalam arti baik, kebingungan Luicia semakin menjadi karena ternyata Al-Fatih memiliki banyak permasalahan kesehatan.

Tak hanya down syndrome dan infeksi paru-paru, bayi berusia 8 tahun ini juga mengalami beberapa masalah kesehatan lainnya. Dan inilah kisah hidup Muhammad Al-Fatih. (Foto: KitaBisa.com)

Dokter menjelaskan bahwa Muhammad Al-Fatih menderita down syndrome, hipotiroid, infeksi paru (terlalu lama mengalami gagal napas), gangguan pencernaan (harus dilakukan operasi namun keluarga Al-Fatih menolak), gangguang otak yang dikarenakan asupan O2 yang sangat kurang.

“Pada pekan ke-4 alhamdulillah gangguan otak dan pencernaan dinyatakan negatif. Pada tanggal 08 Desember 2017 Alhamdulillah ananda dinyatakan signifikan mengalami pemulihan dan dinyatakan bisa keluar dari ruang PICU pindah ruang perwatan dengan syarat tidak dapat lepas dari O2 sampai waktu yang belum diketahui,” jelas Luicia lagi.

2 dari 3 halaman

Muhammad Al-Fatih Sempat Mengalami Drop Lagi

Muhammad Al-Fatih memang bayi yang kuat, belum genap setahun Al-Fatih sudah sangat akrab dengan rumah sakit. Setelah keluar dari ruang PICU, Al-Fatih diharuskan untuk melakukan rawat jalan yang dilakukan di pekan kedua di bulan Desember, namun Al-Fatih harus mengalami transfusi darah ketiga kalinya setelah diruang PICU.

Tak hanya down syndrome dan infeksi paru-paru, bayi berusia 8 tahun ini juga mengalami beberapa masalah kesehatan lainnya. Dan inilah kisah hidup Muhammad Al-Fatih. (Ilustrasi: Healthline)

“Pada tanggal 20 Januari 2018 putra kami mengalami drop yang kedua kalinya dan kami bawa ke RSUD yang dekat dengan tempat tinggal kami, namun dua pekan di sana tidak ada perubahan dan mengalami kemunduran kesehatan sehingga kami lakukan pulang paksa untuk dapat di bawa ke RSHS pada tanggal 3 Februari 2018 sampai sekarang... Alhamdulillah Ananda mendapatkan ruangan di PICU, hingga saat ini (16 maret 2018),” terang Luicia.

3 dari 3 halaman

Muhammad Al-Fatih Butuh Biaya

Dalam tulisan panjangnya di situs Kitabisa.com, Luicia Utari juga merinci biaya yang telah keluarganya keluarkan untuk kesembuhan bayi Muhammad Al-Fatih. Total biaya yang sudah dikeluarkan tanpa bantuan dari BPJS, yakni Rp 58.000.000. Bagi Luicia Utari yang hanya ibu rumah tangga, serta sang suami Hanif Muslim yang sehari-harinya bekerja sebagai pengajar di sekolah swasta di Bandung, jumlah tersebut tentu tidaklah sedikit.

Tak hanya down syndrome dan infeksi paru-paru, bayi berusia 8 tahun ini juga mengalami beberapa masalah kesehatan lainnya. Dan inilah kisah hidup Muhammad Al-Fatih. (Foto: KitaBisa.com)

Hingga kini Muhammad Al-Fatih pun masih perlu melakukan perawatan untuk kesembuhannya. “Perawatan masih berlangsung dan kami masih belum mengetahui total biaya yang kami butuhkan, hanya gambaran untuk sekarang per dua hari kami harus mengeluarkan Rp 925.000 untuk pembelian antibiotic,” terang Luicia Utari.

Untuk itu Luicia Utari Bersama sang suami pun berharap masyarakat Indonesia dapat membantunya melalui donasi yang diadakan di situs KitaBisa.com, Selengkapnya cerita Muhammad Al-Fatih dapat dilihat di sini.