Fakta Unik: 5 Tradisi Ramadan dari Berbagai Belahan Dunia

Lanny Kusuma diperbarui 17 Mei 2018, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Datangnya bulan Ramadan menjadi momen istimewa bagi seluruh umat muslim di dunia. Saat menyambut kedatangannya, berbagai hal unik dan menarik pun dilakukan oleh umat muslim di ebrbagai belahan dunia dengan cara dan tradisinya masing-masing.

Di Indonesia sendiri ada beberapa tradisi yang dilakukan saat menjelang hingga tibanya bulan Ramadan, seperti tradisi nyekar, padusan, hingga membagi-bagikan bingkisan makanan ke keluarga dan kerabat terdekat.

Warga berdoa di makam Desa Selo, Kabupaten Boyolali, Kamis (3/5). Tradisi ini Sebagai perayaan menyambut datangnya bulan ramadan, kemudian dilanjutkan makan bersama di pertigaan jalan desa. (Liputan6.com/Gholib)

Tak hanya di Indonesia, di negara lain di berabagai belahan dunia juga menggelar berbagai tradisi unik untuk menyambut Ramadan dengan tradisi dan cara yang berbeda.

Nah, berikut ini adalah lima tradisi menyambut Ramadan di beberapa negara yang harus kamu tahu!

Ilustrasi cokelat (iStockphoto)

1. Gerga'aan

Tradisi Ramadan yang berasal dari Kuwait ini terbilang unik. Saat memasuki bulan Ramadan, di dua minggu awal biasanya pintu rumah masyarakat di sana tak akan berhenti berbunyi, di mana mereka saling mengunjungi tetangga di waktu menjelang berbuka.

Tak hanya itu, dalam tradisi Ramadan ini anak-anak pun akan ikut berkunjung dengan memamerkaan pakaian tradisional yang dikenakan kepada pemilik rumah sambil bernyanyi dan mereka akan mendapatkan hadiah berupa permen atau cokelat.

2 dari 3 halaman

2. Pria memakai celak

Tradisi Ramadan di India, di mana para pria menggunakan celak untuk menyaambut bulan suci ini. (NOAH SEELAM / AFP)

Tradisi yang dilakukan oleh para pria India ini menjadi salah satu tradisi unik saat menyambut Ramadan. Permakaian kohl atau celak ini sudah dilakukan secara turun temurun lho!

3. Ledakan meriam tanda waktu berbuka

Ilustrasi Meriam (AFP/Adrian DENNIS)

Tak hanya digunakan untuk menyerang lawan, di Mekah, meriam juga digunakan sebagai penanda tibanya waktu berbuka. Tradisi yang masih dijalani hingga saat ini awalnya dilakukan karena dimasa lampau ketersediaan listrik di Mekah belum memadai.

3 dari 3 halaman

4. Fanous

Anak-anak Palestina memegang lampion tradisional yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai "Fanous" yang dijual selama bulan suci Ramadan (AFP)

Fanous atau festival lentera tradisional ini menjadi salah satu tradisi di Mesir, di mana selama bulan Ramadan alat penerangan itu dipasang untuk menerangi dan menghiasi sepanjang jalan, juga di sekitar rumah.

5. Jerman

Buah Aprikot (Sumber Foto: draxe.com)

Meriahnya bulan Ramadan di Jerman ditandai dengan munculnya berbagai kudapan khas seperti suus (minuman dengan bahan baku gula hitam), qamruddin (jus aprikot), kalladsch (adonan pilo isi kacang-kacangan), qata'ef (kue kering yang direndam sirup gula), dan dschellab (gula dan sirup kurma).