Jakarta Kanker payudara, salah satu penyakit ganas yang mampu menyerang siapapun ini tengah jadi topik pembahasan yang panas dalam waktu beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya angka penderita kanker payudara di tanah air, serta minimnya pemahaman masyarakat awam mengenai penyebab serta cara pencegahannya. Berbagai isu kian beredar via word-of-mouth yang bukan membuat masyarakat lebih waspada, namun berujung paranoid dan bahkan salah paham mengenai kondisi kanker payudara. Sebaiknya saat menerima informasi, kita harus mendalaminya terlebih dahulu, mencari kebenarannya melalui sumber-sumber terpercaya.
Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti melakukan serangkaian penelitian untuk membuktikan kebenaran informasi yang beredar, apakah itu hanya sekedar mitos yang menyebabkan kesalahpahaman, atau itu sebenarnya merupakan teori yang benar, namun belum ada bukti yang mengiringi teori tersebut. Apa saja mitos penyebab kanker payudara dan apakah sudah pasti benar? Berikut fakta di balik beberapa mitos seputar penyebab kanker payudara.
1. Menggunakan bra meningkatkan risiko kanker payudara
Banyak perempuan yang resah, karena banyak info yang beredar mengatakan bahwa risiko kanker payudara bisa meningkat dengan memakai bra setiap hari, terutama bra berkawat. Namun, jangan khawatir, karena info ini ternyata hanya mitos. Penelitian telah dilakukan oleh sebuah studi milik tim peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, AS. Hasilnya menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada hubungan antara kanker payudara dengan pemakaian bra on daily basis. Jadi, kini tak perlu paranoid lagi untuk kenakan bra setiap harinya.
2. Deodoran memicu kanker payudara
Menurut National Cancer Institute, tidak ada bukti yang kuat bahwa deodoran menyebabkan kanker, terutama kanker payudara. Kandungan murni dari deodoran sendiri, ternyata merupakan bahan kimia yang mungkin menjadi faktor risiko kanker, namun suatu produk yang akan beredar di pasaran biasanya akan diuji ketat terlebih dahulu. National Cancer Institute (NCI) bersama US Food and Drug Administration (FDA) tidak menemukan zat berbahaya terkandung dalam deodoran. After all, dengan segala aktivitas padat, tak mungkin bila kita tak gunakan deodorant seharian bukan ?.
3. Ponsel dapat menyebabkan kanker payudara
Masyarakat beranggapan bahwa radiasi sinyal yang dipancarkan oleh ponsel bisa memengaruhi kesehatan bahkan menyebabkan kanker. Radiasi memang bisa menyebabkan kanker, ketika radiasi yang dipancarkan berlebihan sehingga mampu memutasi genetik. Dalam kasus ponsel, radiasi yang terpancar sangat kecil, hanya berkisar antara 450-2.700 MHz saja, dengan kekuatan puncak 0,1-5 watt. Mengingat kekuatan radiasi ponsel yang begitu kecil, maka sangat kecil kemungkinannya untuk bisa memutasi gen dalam jaringan tubuh. Dengan kata lain, radiasi ponsel tidak menyebabkan kanker.
4. Genetik keluarga adalah penyebab kanker payudara
Penyebab utama kanker payudara berasal dari mutasi gen, tapi hanya sekitar 5-10 persen saja kasus kanker payudara yang berasal dari faktor genetik (keturunan). Mutasi gen bisa terjadi pada seseorang karena faktor lingkungan, gaya hidup, dan faktor usia. Dan persentase untuk kanker payudara yang disebabkan oleh mutasi gen bahkan lebih tinggi, yakni berkisar antara 90 -95 persen. That’s why a healthy lifestyle is a must!.
5. Mamogram, MRI, dan USG menyebabkan kanker payudara
Melakukan pengecekan payudara dengan mammogram memang memanfaatkan sinar radiasi, dari sinilah kabar burung mammografi sebagai penyebab kanker payudara berasal. Nyatanya, mammogram yang dilakukan rutin justru sangat membantu menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara pada perempuan usia 45 hingga 75 tahun. Berbeda dengan mamogram, MRI merupakan pengecekan payudara menggunakan magnet, sedangkan USG menggunakan gelombang suara. Tapi sama dengan mammogram, tak ada penelitian medis kuat yang membuktikan bahwa kedua hal ini menyebabkan kanker payudara. USG dan MRI bahkan sangat berjasa untuk mendeteksi dini kehadiran sel-sel penyebab kanker payudara. Maka dari itu, penting adanya untuk melakukan medical mammogram check up, untuk mengetahui resiko atau gejala bahaya kanker payudara sejak dini.
(pic : Getty Images)