Ideafest 2017: Dunia Kreatif Sebagai Sumber Harapan untuk Indonesia yang Lebih Baik

Melida Rostika diperbarui 06 Okt 2017, 18:00 WIB

 

Jakarta Memilih karier jadi seorang entrepreneur muda memang memiliki banyak tantangan. Berbagai lika-liku dalam menjalankan ide kreatif yang kita miliki untuk dapat mampu menghasilkan, akan selalu jadi dilema. Misalnya, modal usaha yang terbatas, sumber daya manusia yang kurang mumpuni, kesulitan memperoleh distributor, dan kurangnya pengalaman. Let’s face it, di era persaingan global seperti sekarang, hanya bermodalkan ‘nekat’ bukan lagi hal yang baik untuk dicoba. Segala pertimbangan dan perhitungan matang harus dilakukan demi mewujudkan ide kreatif yang selama ini dipendam. 

Rajin bertanya dan mengulik info lebih dalam adalah salah satu solusinya. Lihat perspektif dan pengalaman para entrepreneur lain mungkin mampu memberikan inspirasi sendiri. Idea Fest definitely adalah event yang harus dihadiri para pebisnis muda. Berbagi kisah, pengalaman dan ilmu dengan sesama entrepreneur atau dengan para pekerja kreatif di Ideafest 2017.  Pertama hadir di tahun 2011, Ideafest terus berkembang menjadi sebuah festival ekonomi kreatif terbesar di Indonesia, yang diperhitungkan secara regional maupun internasional dengan mendatangkan nama-nama besar baik dari dalam maupun luar negeri.

Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), deretan pembicara dari berbagai industri kreatif berbagi cerita dan ilmu selama dua hari 5-6 Oktober. Dengan berbagai topik kreatif, acara ini terbagi dalam puluhan diskusi kecil dan beberapa konfrensi besar yang tahun ini mendatangkan konten creator kelas dunia seperti Casey Neistat, Menteri Keuangan Indonesia Ibu Sri Mulyani, sampai Tyler Brûlé  Editor in Chief of Monocle/Founder and Chairman of Winkreative. Beberapa topik menarik diantaranya membahas mengenai perkembangan fashion, design interior, art and craft, marketing industries, sastra dan masih banyak lagi. 

   Seperti yang kami kutip dari key note speech Sri Mulyani pada sesinya yang berlangsung 6 Oktober 2017, sekarang makin sedikit orang yang ingin jadi seperti dirinya. Yang banyak justru adalah orang-orang yang bisa menciptakan sesuatu yang bisa dipakai atau dikonsumsi oleh tokoh seperti dia. Dari makanan, sampai pakaian. Intinya, sisi kreatif orang Indonesia sudah begitu berkembang. Tak berbatas di situ, sisi kreatif juga merambah sampai usaha untuk selamatkan lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh Isabel Wijsen, pembicara usia 14 tahun dari Bali yang sudah berbicara ke seluruh dunia tentang gerakannya menghapuskan sampah plastik bersama komunitas yang ia bentuk (Bye Bye Plastic Bags). Atau seperti yang disampaikan Tyler Brûlé. Monocle sudah dengan sukses menyebarkan pengaruh tentang 'good living.' Hidup yang baik, adalah hidup yang tenang dan bebas. Seperti yang sudah dilaporkan oleh Monocle selama 10 tahun terakhir. Dan sebagai media kreatif, Monocle sudah mampu meningkatkan harapan, juga inspirasi orang-orang untuk memiliki hidup yang lebih baik.

Dari figur-figur ini, benang merahnya sudah jelas. Usaha kreatif, yang terus berkembang di Indonesia memang pada akhirnya untuk hidup yang lebih baik dan berkualitas. Tak hanya kuliner, pakaian, hiburan - termasuk untuk menggiatkan lingkungan yang lebih baik. Dengan pengusaha-pengusaha kreatif di Indonesia yang terus bertambah jumlahnya, diharapkan Indonesia pun makin bisa menjadi negara yang mengakomodir sisi kreatif warga negaranya.

(Pic Via Instagram : Idea Fest 2017)