Jakarta Ide awal Bugaboo lahir di tahun 1994, saat Max Barenbrug, sang kreator - yang masih menjadi murid sekolah desain di Amsterdam mencari ide untuk proyek kelulusannya. Barenbrug melihat sepasang orangtua kesulitan saat memindahkan anak mereka dari bike-carrier ke stroller. Dari lantai dua apartemennya, Barenbrug menyadari dua hal. Pertama, nilai fungsional stroller yang ada saat itu sangatlah buruk. Dan konservatif. Biru untuk anak laki-laki, pink untuk anak perempuan - bentuknya kaku dan tidak menarik. Mengutip dari sebuah wawancara harian asal Inggris, the Guardian, “Sungguh merepotkan untuk para orangtua, sehingga saya berpikir untuk menciptakan sesuatu yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Jadi terciptalah sebuah produk yang bisa digunakan sebagai stroller dari empat roda ke dua roda, serta bisa dilepas menjadi seater untuk mobil atau sepeda.” Desain awal malah diciptakan untuk para ayah, karena stroller yang ada saat itu, kesannya sangat feminin, sehingga kebalikan dari yang ada pasti akan menjadi ide yang bagus.
Di tahun 1999 produk pertama Bugaboo diluncurkan. Nyaris bersamaan, Barenbrug dan partner-nya, Eduard Zanen membangun pabrik sendiri di Taiwan, bahkan Barenbrug juga merancang jalur produksinya. Stroller pertama Bugaboo, the Frog diluncurkan di Inggris di tahun 2003. Tapi tahun 2004 merupakan tahun penjualan Bugaboo melesat, saat Gwyneth Paltrow difoto mendorong Apple yang saat itu masih bayi, menggunakan Bugaboo Frog di jalanan kota New York. Dengan cepat, Bugaboo menjadi tren fashion, sebuah status simbol layaknya tas Chanel. Walaupun tidak sesuai dengan pandangan Bugaboo sebagai brand yang mengutamakan fungsi serta estetika, any exposure always have marketing value. Dan kurang lebih membentuk posisi Bugaboo sebagai brand yang menjual experience.
Karena hanya mengeluarkan model baru setiap beberapa tahun, Bugaboo membuat setiap model yang ada terlihat lebih menarik dengan membuat kolaborasi spesial. Kolaborasi pertama Bugaboo dengan seniman atau pun desainer pun dimulai di tahun 2004, edisi terbatas Bugaboo by Bas Kosters dirilis. Bas Kosters saat itu adalah desainer fashion muda yang baru saja lulus sekolah. Karyanya yang fresh dan berbeda, membuat Kosters terpilih untuk menggunakan Bugaboo Cameleon sebagai kanvas kosong dan menciptakan sebuah karya yang menarik. Kolaborasi ini sukses dan laku keras, serta resmi membuat Bugaboo mendapatkan reputasi sebagai brand yang suka melakukan hal yang berbeda. “A lot of people using it on the street and people proud having this special collaborations. And a lot more approaching us to collaborate,” jelas Madeleen Klaasen, Chief Marketing Officer Bugaboo yang sempat FIMELA.com interview secara langsung di acara launch kolaborasi terbaru Bugaboo di Paris.
Setelah Bas Kosters, banyak lagi seniman serta desainer yang berkolaborasi dengan Bugaboo. Bugaboo dengan cermat memilih partner kolaborasi yang memiliki DNA yang sama, yaitu memiliki estetika desain yang kuat, passionate, bisa menjadi partner yang baik untuk menciptakan sebuah karya yang unik; papar Klaasen lebih lanjut. Viktor & Rolf, Museum Van Gogh, Andy Warhol Foundation, Diesel Brand, Marc Jacobs sampai Missoni adalah beberapa nama yang pernah menjalin kolaborasi bersama Bugaboo. Setelah 15 tahun dan banyak kolaborasi terjadi, tahun 2017 ini Bugaboo bekerjasama dengan seniman asal Perancis, Niark1 untuk kembali menciptakan desain yang menarik untuk para orangtua. Sebastien Feraut atau yang lebih dikenal dengan nama Niark1 adalah desainer grafis, ilustrator dan seniman yang berbasis di Paris, Perancis. Karyanya berupa ilustrasi yang psychedelic serta surreal yang mengambil inspirasi dari fanzine grafis, poster musik punk serta aliran pop surealis. Hasil karya Niark1 bisa langsung dikenali karena penuh warna dan bentuk serta karakter yang khas. Selain Bugaboo, Niark1 pernah berkolaborasi dengan brand sepatu ternama seperti Converse serta mengerjakan presentasi multimedia konser rapper Pharrell Williams.
Memperlakukan stroller Bugaboo sebagai kanvas kosong, koleksi Bugaboo x Niark1 yang diberi judul ‘Monsters on the Move’ hadir dalam model Bugaboo Cameleon³, Bugaboo Bee5, Bugaboo Donkey dan Bugaboo Buffalo. Lengkap dengan penutup atau kanopi serta lapisan dalam yang bisa dibeli secara terpisah. Jadi tidak perlu untuk membeli satu stroller khusus. “Koleksi spesial ini sangat menyenangkan karena mencerminkan Bugaboo sebagai brand. Memberikan kesempatan untuk bereksperimen serta tidak bermain aman. Para orangtua juga menyukai pendekatan kreatif ini, dan yang pasti bangga menggunakannya,” kata Klaasen. Koleksi Bugaboo x Niark1 tersedia di seluruh dunia dalam jangka waktu tertentu, mulai dari bulan April 2017. Harga retail untuk kanopi Rp1.990.000,- dan Rp3.190.000,- untuk set bahan dalam.
Image: Bugaboo