Penting: Jadwal Cek Kesehatan Rutin yang Harus Dilakukan oleh Perempuan

Melida Rostika diperbarui 13 Mar 2017, 15:00 WIB

Jakarta Perempuan, dengan segala kelebihannya ternyata memang memerlukan perhatian lebih dari segi kesehatan. Kesadaran kaum perempuan di Indonesia untuk melakukan pengecekan kesehatan rutin ternyata masih sangat minim. Resiko terserang penyakit ganas seperti kanker dan kelainan pada sistem reproduksi sangat penting untuk diperhatikan. Namun di Indonesia sendiri, kebiasaan melakukan cek kesehatan sejak dini belum ditanamkan karena dihalangi besarnya rasa takut akan kemungkinan mengidap penyakit yang mengkhawatirkan. 

Bertepatan dengan perayaan hari wanita sedunia di 8 Maret 2017 kemarin, Prodia resmi membuka lab khusus untuk menangani masalah pengecekan kesehatan khusus perempuan Indonesia. Ditemui 

Sebenarnya, kegunaan dari cek kesehatan rutin adalah untuk mengetahui resiko penyakit sehingga upaya preventif seperti mengubah pola makan dan pola hidup dapat dilakukan agar penyakit tersebut tidak semakin parah dan lebih baiknya lagi, menghilang. Cek kesehatan rutin seperti Mamography, USG rahim, Pap Smear sebenarnya harus dilakukan para perempuan setiap tahunnya. Namun setiap rentang usia memiliki gejolak hormon yang berbeda sehingga membutuhkan jenis-jenis cek kesehatan yang berbeda pula. 

 

1.Remaja (13-18 Tahun)

Usia antara 13-18 Tahun merupakan usia pubertas dimana akan timbul sel-sel baru pada organ reproduksi sehingga rawan timbulnya kista pada bagian rahim. Cek kesehatan organ reproduksi seperti USG rahim dan payudara dirasa sangat dibutuhkan agar mampu melihat siklus menstruasi yang sudah baik atau belum serta dapat menjadi upaya pencegahan penyakit dapat dilakukan.

 

2.Dewasa (19-39 Tahun)

Usia 19-39 Tahun merupakan usia “blooming” bagi perempuan, dimana sel telur akan berbuah dengan sangat aktif. Pada rentang usia ini, sebaiknya melakukan cek kesehatan lengkap berupa Mammography dan Pap Smear dikarenakan pada rentang usia tersebut, resiko timbulnya virus-virus dan sel kanker payudara dan serviks akan meningkat. Pap Smear setidaknya dilakukan setiap 3 tahun. Jika berusia lebih dari 30 dan hasil Pap Smear normal, tes ini bisa dilakukan tiap 5 tahun. Jika ada riwayat kanker payudara, maka Mamogram harus dilakukan sekali setiap satu atau dua tahun. 

 

3.Lanjut usia (40-64 Tahun)

Perempuan akan mulai mengalami menopause pada rentang usia 40-64 Tahun. Pada Siklus menopause sel-sel yang terdapat pada organ reproduksi akan berubah sehinga memiliki gejolak  hormon yang jauh berbeda dari rentang usia lainnya. Maka dari itu cek kesehatan seperti Pap Smear dan Colposcopy (pemeriksaan leher rahim) dirasa penting untuk melihat apakah seiring berjalannya menopause, organ reproduksi masih tetap dalam keadaan sehat atau tidak. Colposcopy bisa dilakukan setiap 6 bulan. Tapi bila hasilnya hormal, tak ada yang perlu dikhawatirkan dan konstultasikan dengan dokter kapan waktu berikutnya yang tepat untuk tes kembali.

 

Paradigma kesehatan yang kurang disadari seperti ini seharusnya diubah. Tanpa disadari,  biaya yang dikeluarkan untuk sekedar cek kesehatan rutin tidak akan lebih besar bila dibandingkan dengan biaya pengobatan ketika penyakit telah semakin parah nantinya. Karena, upaya preventif  seperti perubahan pola hidup menjadi lebih sehat dapat ditempuh bila sudah mengetahui resiko penyakit apa yang mampu menyerang. A wise man said, mencegah lebih baik daripada mengobati, hal inilah yang harusnya sudah tertanam di benak perempuan Indonesia. Tradisi untuk melakukan cek kesehatan rutin untuk perempuan harus ditanamkan sedini mungkin.

(Photo Courtesy of Getty Images)