Berfoto Sebagai Geisha, Karlie Kloss Dituduh Tak Hormati Budaya Jepang

Melida Rostika diperbarui 21 Feb 2017, 12:00 WIB

Jakarta Beberapa waktu lalu, model cantik Karlie Kloss meminta maaf untuk tampil bergaya bak sesosok Geisha dalam fashion spread Vogue's diversity issue untuk edisi Maret 2017.  Foto yang diambil oleh fotografer Mikael Jansson ini menampilkan Karlie yang didandani bagai seorang Geisha lengkap dengan wig hitam dan kimono cantik yang berdiri disamping pesumo. Majalah Vogue sendiri menuliskan bahwa fotoshoot tersebut memiliki tema "paying homage to geisha culture.”. Namun foto ini menuai kontroversi “Whitewashing” dimana figur masyarakat asli dari budaya tersebut sangat disayangkan diperankan oleh model berkulit putih. 

Melalui akun twitternya beberapa waktu lalu, Karlie meminta maaf dengan mengunggah sebuah statment yang berisikan kalimat “These Images appropriate a culture that is not my own and i am truly sorry for participating in a shoot that was not culturally sensitive. My goal is, and always will be, to empower and inspire women. I will ensure my future shoots and projects reflect that mission.”

Model berdarah campuran Jerman dan Denmark ini merasa sedih dan menganggap fashion spread tersebut tidak sesuai dengan misinya yaitu untuk memberdayakan dan menginspirasi kaum perempuan dimanapun. Penyalahartian budaya di dunia fashion ini bukanlah yang pertama kali dialami Karlie. Pada tahun 2012, ia pernah mengaku sangat menyesal dan meminta maaf sebesar-besarnya setelah mengenakan native American feather headdress (headpiece khas suku indian Amerika) di Victoria Secret fashion show 2012, dan outfit lingerie tersebut kemudian berujung dihapus dari tayangan televisi. 

Majalah Vogue sendiri belum menanggapi masalah ini. Majalah edisi Maret ini telah menimbulkan berbagai reaksi di media sosial. Bermaksud untuk merayakan keragaman perempuan, namun dengan fitur cover berupa foto tujuh orang model yang sangat disayangkan semuanya merupakan model dengan kulit putih yang bergaya dengan beberapa latar belakang etnik budaya yang berbeda, berujung kepada kontroversi dan menyebut fashion spread ini lari dari tujuan awalnya yaitu untuk menghargai perbedaan ragam budaya di seluruh dunia. 

Mau tahu ironi lainnya? justru tidak sedikit orang asli Jepang yang merasa kasihan dengan Karlie karena diserang dengan tuduhan tak sensitif. Menurut sebagai netizen Jepang, foto-foto Karlie di Vogue indah dan mereka tak bermasalah dengan pemuatan foto yang sebenarnya bertujuan menghormati tradisi Geisha Jepang itu.

Our take? harusnya memang spread itu dibintangi oleh model yang memang berwajah Asia, seperti Liu Wen misalnya yang menjadi salah satu model Cover edisi Maret Vogue itu. Bila menilik ke dalam majalah, Wen hanya mendapatkan 1 halaman foto, sementara Karlie justru mendapatkan 6 halaman dan dia bukan wajah cover.

 

(Photo Courtesy of Vogue)

What's On Fimela