Akankah Menjadi Model Runway Tak Perlu Lagi Bertubuh Langsing?

Fimela Editor diperbarui 17 Feb 2017, 17:45 WIB

Jakarta Ashley Graham, Michael Kors Show, New York Fashion Week 2017

Sejarah telah dibuat di industri fashion. Ashley Graham, plus-size model paling banyak dibicarakan saat ini tampil sebagai model runway untuk koleksi Michael Kors di New York Fashion Week Fall Winter 2017. Ini pertama kalinya, Michael Kors menghadirkan model berukuran besar di runway. 

Belakangan ini, Graham memang telah mencuri perhatian dunia dengan kariernya di dunia model sebagai the it plus-size model. Selain sebagai model runway untuk Michael Kors, tahun lalu ia menorehkan sejarah dengan tampil sebagai cover Sports Illustrated’s swimsuit edition. Pertama bagi Sports Illustrated menampilkan seorang plus size model di cover. Dan, Graham pun kembali untuk isu yang sama di tahun ini.

Tidak hanya Ashley Graham, sederet nama plus-size model lainnya juga mengisi Sports Illustrated's Swimsuit Edition 2017.  Robyn Lawley, Myla Dalbesio, dan Hunter McGrady -tiga model yang berhasil terlihat nyaman sekaligus memukau dengan bentuk tubuh mereka yang berbeda-beda.

Bahkan, alih-alih mengenakan pakaian renang sesungguuhnya, teknik body paint  digambar sedemikian rupa menyerupai pakaian renang di tubuh Mc Grady. Keterlibatan para plus-size model ini diharapkan dapat membuat perempuan nyaman dengan tubuhnya. “My main goal is to get across to women that you are able to love your body at any size and that you're sexy and beautiful at any size,” ungkap McGrady.

Serena Williams for Sports Illustrated Swimsuit Issue - Photo: Emmanuelle Hauguel/Sports Illustrated

Pemain tenis dunia Serena Williams pun ikut mengampanyekan isu yang sama. Masih melalui photoshoot untuk Sports Illustrated Swimsuit Issue, Serena memamerkan tubuh atletisnya (yang mungkin bagi ukuran perempuan umum cukup berotot). Serena bukanlah perempuan berukuran 2, berkulit putih, dan memiliki rambut pirang panjang. But hey, she looked so amazing.

“I want people to come away with the fact that it’s okay to be comfortable in your body,” ucapnya dalam wawancara bersama Sports Illustrated. “I’m not a size two. It’s okay to look good and feel good and I’m strong. It’s okay to look strong and to be sexy and to be a woman and to be unbreakable — all those things,”

Sebelumnya, Graham juga telah melakukan photoshoot pakaian renang untuk koleksi yang dinamai Ashley Graham X Swimsuits For All. Photoshoot yang dilakukan untuk online shop Swimsuits For All ini bertujuan untuk merayakan keragaman perempuan. Dalam sesi foto ini, Graham berpose bersama sejumlah perempuan lokal non-model untuk merepresentasikan bentuk badan, usia, dan etnis yang berbeda-beda.

Masih sehubungan dengan isu perbedaan dan keragaman, majalah Vogue Amerika edisi Maret 2017mengangkat isu “diversity” di sampulnya. Meskipun masih banyak pro kontra terkait representasi “diversity” dan pilihan model oleh Vogue sendiri, tak dapat dipungkiri bahwa ini merupakan salah satu langkah awal yang dapat mengubah stereotip masyarakat mengenai gambaran seorang model.

Gebrakan di industri fashion untuk keluar dari pandangan lama mengenai model ideal belakangan ini memang semakin kencang untuk dilakukan. Di New York Fashion Week yang baru saja usai, Christian Siriano menampilkan koleksinya dengan sejumlah model mulai dari model berukuran 2 sampai 16. Bersama Christian Siriano, Michael Kors, Chromat, Tome, Prabal Gurung, Oak, Tracy Reese, J.Crew, Who What Wear, dan Gypsy Sport terhitung 27 plus-size model yang telah berjalan di runway New York Fashion Week 2017.

Sabina Karlsson (Chromat), Alessandra Garcia-Lorido (Christian Siriano), Georgia Pratt (Tome), Bree Kish (Who What Wear), New York Fashion Week 2017

Kampanye keragaman di industri fashion sendiri antara lain memiliki tujuan memberikan pesan positif kepada perempuan. Diharapkan perempuan (terutama yang bukan model) dapat mencintai diri dan tubuhnya sendiri, bagaimanapun bentuk badannya. Kita tak perlu bertubuh langsing ataupun berkulit putih untuk dapat terlihat cantik. Beauty is not about size.

Walaupun muncul pertanyaan, apakah perempuan lainnya yang tidak atau belum seterkenal Ashley Graham juga dapat terlibat? Semoga bukan strategi marketing semata.