Hot Brand : Facetasm, Tawarkan Gaya Androgini dengan Aksen Urban Jepang

Melida Rostika diperbarui 02 Feb 2017, 11:55 WIB

Jakarta Hiromichi Ochiai is the force behind Facetasm, sebuah label yang lahir dari nama “Facet” yang berartikan berbagai macam sisi, dimana sang designer berlandaskan “do not stick to the rule, we always have a new face for our creation”. Sang designer, Ochiai yang merupakan lulusan dari Jepang Bunka Mode College, menghabiskan 8 tahun bekerja di perusahaan tekstil sebelum akhirnya terjun langsung ke dunia fashion pada 2007. Ochiai dengan sukses dipilih oleh Giorgio Armani pada tahun 2011 untuk memamerkan hasil karyanya pada Milan Men’s Fashion Week yang pada akhirnya ikut mematrikan namanya di deretan pada nama designer kategori menswear. Menjadi salah satu finalis pada LVMH Prize (dengan Karl Lagerfeld menjadi salah satu dewan jurinya), Ochiai tidak berharap untuk menjadi pemenang, baginya sudah dinominasikan kedalam kategori 8 terbaik sudah menjadi sebuah kehormatan baginya. 

Hiromichi Ochiai memulai debutnya di tahun 2007, dan memamerkan koleksi runway pertamanya di tahun 2011 bersamaan dengan koleksi spring/summer 2012-nya. Tak membutuhkan waktu lama untuk mengukir prestasi, di tahun 2013, Facetasm berhasil meraih New Face Award by Shiseido incentive prize 31th Mainichi Fashion Grand Prix. 

Facetasm menyuntikan pop culture kedalam sebuah rancangan dengan aksen urban. Siluet-Siluet futuristik dan inspirasi streetwear menjadi cerminan sempurna dari gaya urban fashion Jepang. Inspirasi rancangan Ochiai berasal dari kota kelahirannya Tokyo, sebuah kota yang besar dan sibuk, namun dari sisi lain terdapat keindahan yang artistik di setiap sudut, hal tersebut di tumpahkan Ochiai dengan melakukan teknik layering pada outfit untuk menciptakan efek ‘berisi’ pada rancangannya. Tak heran, kita masih bisa merasakan detak Harajuku pada styling mau pun kebebasan rancangnya.

Facetasm menyebut aliran desainnya sebagai  "fashionable androgyny." Dengan teknik layering di setiap look serta dominan penggunaan warna monochrome memberikan esensi kuat yang rebelius a la gaya fashion Jepang yang eksentrik. Dilihat dari koleksi spring/summer 2017 nya,  Facetasm kini mulai menyentuh berbagai warna-warna terang seperti kuning dan merah sesuai dengan ramalan fashion trend yang akan hidup dengan deretan warna kontras tersebut. Permainan pola pun sudah ramai terlihat. Dari mulai pola sederhana bergaris simetris, kotak-kotak dengan warna monokrom hitam putih, sampai pola army dengan warna hijau dan merah juga terlihat pada koleksi Facetasm musim ini. 

Setelan pun terlihat beranekaragam, dari  oversized hoody, terlihat pula bell-bottom pants dengan detail bell ultra layered yang stylish, a simple shirt yang mudah dikenakan, sampai bawahan dengan modifikasi layer penuh untuk menciptakan tampilan rebelious androgyny. Melihat hasil rancangan Facetasm yang mengedepankan teknik ultra layering namun tetap stylish dan easy to wear, Stefano Tonchi, editor majalah fashion W Magazine yang juga merupakan salah satu juri LVMH Prize memuji sang designer Ochiai dan sedikit meramalkan bahwa Facetasm diprediksi akan menjadi saingan kuat untuk brand fashion Sacai, yang juga bergerak di aliran rancangan androgyny.

 

 

(Photo Courtesy of Facetasm)