Salut, Anak Sekolah Kejuruan Daerah Mampu Buat Kreasi Fashion Layak Tampil

Jessica Esther diperbarui 22 Sep 2016, 15:00 WIB

Jakarta Selama ini ada pemahaman bahwa kreasi fashion hanya bisa tumbuh dengan baik di tempat-tempat yang terekspos dengan info, pengetahuan dan pergaulan kota besar. Sementara  masyarakat di kota kecil lebih bisa diandalkan untuk proses membatik, menenun, dan serangkaian mengolah kain secara tradisional. Ternyata pemahaman itu bisa dipatahkan.

Belum lama ini Fimela menghadiri sebuah konferensi pers di Artotel, Jakarta, mengangkat tema menarik, “Membawa Karya SMK Ke Panggung Dunia”.

Tema tersebut langsung membangkitkan memori satu bulan belakangan ketika Lulu Lutfi Labibi mengajak para siswa dan siswi SMKN 2 Gedangsari untuk berkolaborasi membatik. Namun keterlibatan siswi SMK kali ini tidak hanya sampai skala tersebut.

Ini adalah karya dan jerih payah mereka sendiri dan tidak bernaung di bawah nama besar siapapun. Empat orang siswi SMK NU Banat di Kudus, yang didukung oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation serta dibina oleh Indonesian Fashion Chamber, ternyata mampu membuat sebuah koleksi busana modest wear bergaya moderen bernama “Zelmira” dalam rupa yang tak kalah dari banyak karya mahasiswi di sekolah fashion terkemuka.

Gaya padu padan berupa permainan layer dan detil, mencerminkan bahwa anak-anak ini cukup berwawasan fashion kini yang tengah digemari. Kualitas pengerjaannya pun begitu baik. Tak heran mereka bisa membawa karya mereka hingga ke Hongkong, tepatnya di pagelaran busana CentreStage – Asia’s Premiere Fashion. 

Terbukti jelas bahwa dengan binaan para profesional dari kota besar, karya-karya tersembunyi yang belum terekspos di kota kecil juga bisa menunjukkan bakat mereka? Saling mendukung istilahnya. Dengan begitu pemerataan pendapatan di segala daerah bisa terlaksana dan merupakan sebuah langkah awal agar para siswi SMK lebih dekat dengan cita-cita mereka memiliki sebuah bisnis clothing. Sang kepala sekolah di akhir cerita juga menuturkan pernyataan yang sangat menginspirasi. “Setelah lulus SMK, mereka tidak lagi bingung mencari kerja, namun bingung mencari para pekerja”.

Semoga hal itu benar adanya, karena tentunya perjalanan masih panjang. Crafmantship perlu lebih dimatangkan, profesionalisme harus diterapkan, dan kerja kerah mesti lebih intensif.

What's On Fimela

Tag Terkait