Batik Tegal, Perpaduan Budaya yang Unik Bernuansa Alam

Vera Erwaty Ismainy diperbarui 27 Okt 2015, 17:00 WIB

 

Jakarta Batik Tegal tidak mungkin terlupakan saat kita sedang membahas batik di Indonesia. Walaupun tidak sepesat Pekalongan, Solo dan Yogyakarta, keindahan batik Tegal tetap memesona para pencinta batik di Tanah Air sampai ke mancanegara.

Awal mula sejarah batik Tegal tidak bisa dipisahkan dari budaya berpakaian batik yang dibawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas). Ketika melakukan pelarian dari Keraton Kasunanan Surakarta ke Tegal (Arum), gaya pakaian batik punggawa yang menetap di Tegal memengaruhi gaya batik Tegal. Perkembangan batik Tegal kembali ditandai oleh kiprah istri Bupati Tegal, RM Sajitno Reksonegoro IX, yang bernama R. A. Kardinah. Pada 1914, R. A. Kardinah mendirikan sekolah putri Wisma Pranawa, Sekolah Kepandean Putri. Salah satu kurikulum yang diajarkan adalah membatik. Di sinilah corak Jepara berakulturasi dengan batik lokal.

Fimelova, yang istimewa dari batik ini salah satunya adalah motif atau coraknya. Muncul dari hasil perpaduan budaya, corak batik Tegal nampak unik, dekoratif dan ekspresif. Corak batik klasik (Mataraman) yang sudah ada sejak lama menjadi nampak lebih luwes di pola, corak dan motifnya berpadu dengan corak Jepara yang lugas dan dekoratif.

Nuansa itu yang kini menjadi ciri khas batik asal Tegal. Pada batik Tegal, kamu bisa menemukan corak dan motif alam seperti segara dan ombak-ombakan. Motif flora yang kental seperti kawung, cempakaputih, beras mawur, benang pedhot, mayang jambe, blarak sempal, tumbar bolong dan grandil juga bisa kamu temukan. Fauna yang biasa ditemukan di Tegal pun dijadikan motif seperti semut runtung, tapak kebo, pipit, garuda, iwak-iwakan dan klabang dan motif lain seperti parang angkik, sawudren, gribigan dan lainnya. Warna hijau jadi warna yang sering ditemui pada batik Tegal. Hal itu, Fimelova, yang membedakan motif batik Tegal dengan daerah-daerah lainnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal sudah melaksanakan beberapa kebijakan untuk semakin memasyarakatkan batik Tegal. Salah satunya adalah dengan mewajibkan seluruh PNS, pegawai BUMD, BUMN, serta pegawai perbankan untuk mengenakan batik tulis khas Tegal. Selain itu, Pemkot Tegal melalui Dekranasda juga melakukan pameran batik tulis Tegal, baik di kota Tegal maupun diluar kota Tegal.

Walikota Tegal, Siti Masitha, juga melakukan langkah nyata dengan mengikutsertakan para pengrajin batik Tegal untuk mengikuti pameran, salah satunya di Yogyakarta. Pemkot Tegal juga bekerja sama dengan PT KAI untuk mengubah tampilan gerbong KA Cirebon Ekspres dengan motif batik khas Tegal. Nama kereta juga diubah menjadi KA Tegal Bahari.

“Memang untuk menembus  pangsa lebih luas batik tulis Tegal perlu terobosan seperti  pengembangan motif dan diversifikasi batik tulis menjadi media arsistik. Kita bisa mengubah batik menjadi motif  keramik, korden, kap lampu, hiasan dinding, dekoratif sepatu atau sandal, motif kaos, slayer, taplak meja, sapu tangan dan media lain dengan motif batik Tegal. Pengembangan ini dimaksudkan agar pembatik tidak jenuh dan dapat menggugah produksi agar pangsa pasarnya tidak statis,” ucapnya.