Ada Nama Hermes di CV, Christophe Lemaire Siap Taklukan Industri Fashion

Jessica Esther diperbarui 24 Agu 2015, 17:00 WIB

Jakarta Desain rumah mode Hermes yang sederhana, tapi sangat elegan itu sempat diprakasai oleh Christophe Lemaire. Ia laki-laki kelahiran Prancis tahun 1965. Empat tahun lamanya ia menjabat sebagai Creative Director. Tak pernah sekalipun karyanya mengecewakan. Sampai pada suatu saat momen itu datang juga bagi para penggemar desain Christophe Lemaire untuk Hermes.

Ia memutuskan untuk keluar dari Hermes setelah peragaan koleksi Spring/Summer 2015 kemarin usai. Christophe Lemaire ingin fokus padabrand-nya sendiri, Lemaire, yang sudah berjalan lebih lama dibanding masa kerjanya selama di Hermes. Ya, 22 tahun dikurangi dengan beberapa tahun break karena kesibukannya mengelola brand Lacoste selama 8 tahun saat itu.

Prior Designing

Sebelum jatuh cinta dengan fashion, dunia Christophe ada pada musik. Namun biar bagaimanapun, “blood is thicker than water.” Ibu dan neneknya adalah dua perempuan yang paling dekat dengannya dan sering mengenakan brand Saint Laurent (YSL pada masa itu). Ditambah lagi fakta bahwa pamannya adalah direktur Vogue Prancis. Lemaire pun memulai kecintaannya pada fashion dengan magang di rumah mode YSL tahun 1985.  

The Eponymous Brand

Brand Lemaire dibawahi oleh Christophe sendiri sekaligus partner kerjanya, Sarah-Linh Tran. Garis desain Lemaire selalu konsisten sejak peragaan pertamanya di musim Fall 2011. Tidak terlalu banyak detail, kasual, tapi menggunakan bahan yang fine textured. Yang paling menarik, biarpun desainnya bersih tapi tetap ada faktor kejutan yang diberikan tiap musimnya. Siluetnya bisa berubah-ubah mengikuti perkembangan tren terkini.

Current Season

Christophe Lemaire menyebut perempuan yang ia ciptakan lewat koleksinya sebagai perempuan yang ‘berbahaya’ sekaligus melakonlis. Oleh karena itu koleksinya untuk musim Fall 2015 banyak didominasi oleh deretan coat oversized dan sesekali model muncul dengan atasan bare-shoulder. Warna-warnanya memang betul sangat melankolis. Hitam, putih, camel, navy blue, dan merah hanya muncul dua kali, pada atasan dan scarf saja. Namun ketika semua look disejajarkan, bisa terlihat bahwa koleksi terbarunya ini ditujukan untuk perempuan yang sudah punya sisi sensualnya sendiri jadi tidak perlu memakai pakaian yang terlalu berlebihan untuk menunjukkan siapa dirinya.

What’s Next

Koleksi Lemaire belum bisa kita temui di Indonesia, paling tidak kita hanya bisa membelinya via online shopping internasional. Farfetch, salah satunya. Tapi satu berita baik. Kolaborasi Lemaire dengan Uniqlo (dengan harga yang lebih terjangkau) kemungkinan besar akan masuk ke Indonesia setelah dirilis di bulan Oktober nanti. Make sure to grab one, Fimelova.