Jakarta Hari itu hari Senin dan show Oscar Lawalata di Jakarta Fashion and Food Festival berlangsung di jam yang cukup hectic. Di tengah sibuknya warga Jakarta yang berlalu-lalang sepulang kantor. Namun, antusiasme para penikmat kain negeri tidak akan terhenti hanya karena kemacetan ibukota ataupun letak show Oscar Lawalata yang berada di kawasan Kelapa Gading.
Bisa dilihat bagaimana show Oscar Lawalata begitu menarik pengunjung. Apalagi, ia menjadi seorang fashion designer yang bangga betul menggunakan kain tradisional untuk koleksinya. Kecintaannya pada batik ia tunjukkan kembali di show bertajuk “My Name Is Asia”. Merupakan sebuah koleksi yang ia gagasi sebagai perspektif baru dari desainnya. Kain tradisional ia olah dengan berbagai material mengesankan, kemudian hasilnya dikembangkan supaya setiap perempuan modern dapat memakainya.
Potongan-potongan baju Oscar Lawalata kali ini ingin mengedepankan siluet seorang perempuan. Tetap feminin, dan yang paling penting, setiap perempuan nantinya bisa menghubungkan dirinya dengan budaya masa lampau. Tidak heran di beberapa look, beberapa model atasan kebaya encim terlihat. Namun kali ini bawahan yang biasa dipadukan dengan kain diubah menjadi rok yang lebih sederhana.
“Keberlangsungan budaya memberi makna kepada kita, kita memberi makna kepada keberlangsungan budaya”. Seperti itulah gambaran koleksi Oscar Lawalata ini. Jika warisan budaya tidak dilestarikan oleh kita para generasi penerus bangsa, tidak mungkin akan ada kelangsungan budaya itu sendiri. Siapa lagi yang nantinya bisa meneruskan gaya berpakaian khas Ibu Kartini di zaman dahulu, jika bukan kita? Toh, bila siluetnya sudah modern, tak ada lagi alasan untuk mengesampingkan budaya itu.