Jakarta Pada awalnya, nenek moyang kita sempat berada di era yang menggunakan essential oil, lalu sabun batangan untuk mencuci rambut? Akan tetapi, pemakaian hal ini tak bertahan lama lantaran kurang memenuhi kebutuhan perawatan rambut. Essential oil membuat rambut menjadi lepek dan berminyak sedangkan sabun batangan justru menimbulkan iritasi kulit kepala.
Akhirnya, di tahun 1989, Ahli kimia asal Berlin, Hans Schwarzkopf, melahirkan sebuah inovasi berupa bubuk sampo yang larut dalam air. Produk ini sangat populer pada masanya dan dijual di drugstore miliknya meskipun kandungan alkalinya masih cenderung menyebabkan rambut terlihat kusam. Sebuah artikel yang dilansir oleh New York Times di tahun 1908 juga menggambarkan sulitnya ritual merawat rambut yang masih harus melalui banyak proses. Misalnya harus dilakukan tiap dua minggu di malam hari diikuti dengan menyisir, berikut dibilas hingga empat kali dengan bilasan air dingin diikuti dengan risiko flu.
Tahun 1927, sampo cair pembersih rambut pertama mulai dibuat. Sampo kala itu merupakan cairan sintetis campuran yang ternyata masih saja kurang memberikan hasil yang diinginkan yaitu rambut yang sehat berkilau. Lalu, di tahun 1930, Procter & Gamble menciptakan sampo cair dengan kandungan bahan dasar sulfat sebagai agen pembersih. Sampo non-alkali baru ditemukan di tahun 1933 oleh Schwarzkopf. Di tahun 1936, Dr. John Breck berhasil memperkenalkan sampo dengan kadar pH seimbang di Amerika. Produk ini mulai dijual secara komersil dengan Breck girls sebagai ikon perusahaan produk perawatan rambut ini.
Sampo kian mengalami diversifikasi produk seiring dengan ditemukannya sampo sintetis di tahun 1950. Komposisi sampo juga terus mengalami pengembangan di era tahun 60-an. Dengan mengandalkan air sebagai bahan utamanya, sampo mulai merambah sejumlah bahan kimia yang diramu khusus untuk membersihkan rambut secara maksimal dengan spesifikasi sesuai kebutuhan pemakainya, seperti formula khusus untuk rambut yang dicat dan serta formula yang lebih lembut untuk bayi. Tahun 1963 juga lahirlah sampo khusus untuk rambut berketombe.
Namun, di tahun 2000-an, beberapa keluhan akan dampak penggunaan sampo berbahan kimia mulai muncul seiring dengan kontroversi penggunaan Sodium Laureth Sulphate (SLS) pada sampo. Akhirnya, di tahun 2007, mulai lahir sampo natural yang bebas SLS dengan menggunakan bahan dasar essential oil.
Perkembangan terakhir di dunia sampo adalah munculnya era dry shampoo yang dapat digunakan tanpa air dan keramas. Dry shampoo sangat efektif untuk menyerap minyak berlebih dan memberikan volume indah tanpa perlu mengggunakan air ataupun blow dryer. Tak perlu khawatir akan sejumlah bahan kimia yang kerap bikin alergi seperti paraben, sulfate, synthetic dyes, petro chemical, phthalates, GMO maupun triclosan. Bagaimanapun juga, penggunaan dry shampoo hanya bersifat sebagai pertolongan pertama saat kamu tidak sempat keramas. Sebaiknya tetap cuci rambutmu menggunakan air dengan menggunakan sampo dan kondisioner yang tepat.
Rekomendasi
Salah satu produk dry shampoo yang bisa kamu coba adalah Oscar Blandi Pronto Invisible Volumizing Dry Shampoo Spray. Produk milik hairstylist ternama yang banyak menangani rambut sejumlah artis papan atas seperti Kelly Ripa, Sofia Vergara, maupun Faith Hill ini sukses mencuri perhatian konsumen di berbagai negara.
Kamu hanya perlu menyemprotkannya pada bagian rambut yang akan ditata dengan jarak 30 cm. Bila ingin menambah volume rambut, aplikasikan dengan cara membalik rambut Anda ke arah depan. Diamkan hingga mengering dan rapikan sesuai keinginan. Praktis sekali, bukan?
Di manapun kamu berada, tidak usah bingung bagaimana cara mendapatkan dry shampoo. Kini kamu juga bisa mendapatkannya secara online.
Artikel oleh: Cindy Devina, Beauty Journal Sociolla