Ketika 11 Desainer Muda Lokal Ada di Satu Panggung, Kebangkitan Fashion Dimulai

Jessica Esther diperbarui 05 Jun 2015, 14:00 WIB

Jakarta Ada sebuah pemikiran yang saya percayai bagi kemajuan fashion Indonesia. Entah pemikiran ini berlaku bagi orang lain atau tidak. Namun yang pasti, kebangkitan fashion dalam negeri tidak bisa dikerjakan oleh bakat-bakat yang sudah lama malang melintang di panggung negeri saja. Yang muda, yang justru bakal menjadi pegangan Indonesia di masa depan dan harus lebih giat berkreasi.

Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) rupanya sudah memikirkan hal tersebut. Setidaknya ada spot khusus bagi para talenta muda untuk menunjukkan kualitas mereka. Tak jarang karya mereka justru lebih kreatif, modern, dan yang pasti fresh from the oven.

Kami mencatat 11 fashion designer muda yang terlibat di dalam pagelaran itu. Nama mereka belakangan sudah muncul di berbagai media dan bahkan sudah punya pangsa pasar sendiri. Di dalam 2 show yang berbeda, satu bertajuk “OOTD” menghadirkan Aesthetic Pleasure, Argyle & Oxford, Avanava, Monstore, SE by Sere, dan Swank.  Serta “Trendology” yang menghadirkan ALGARRY by Albert Yanuar, Danjyo Hiyoji, Rama Dauhan, Sean & Sheila, dan TODJO.  

 Show “OOTD” dimulai terlebih dahulu. Keenam brand yang dipunggawai talenta muda lokal menunjukkan koleksi terakhir mereka di hadapan publik yang kali ini didominasi oleh anak muda. Setiap brand itu punya karakteristik masing-masing. Dimulai dari Monstore yang memang fokus pada material ringan berbahan katun untuk kreasi kaos, namun kini sudah mulai merambah ke jaket dan celana panjang.

Hingga Aesthetic Pleasure, dengan keunikannya sendiri menampilkan gaya pakaian serba hitam yang kasual. Argyle & Oxford juga terus berkembang dari tahun ke tahun. Mereka makin mantap dengan corak desain yang playful tapi bersiluet minimalis.

Berlanjut ke show “Trendology” yang tidak hanya menampilkan tren fashion terkini, namun juga estetika global para desainer muda. Danjyo Hiyoji yang namanya sudah tidak asing lagi, menampilkan koleksi terbaru mereka. Sekilas dandanan terlihat seperti gaya harajuku, namun sebenarnya inspirasi mereka datang dari kapal layar suku bugis. Berbeda dari Danjyo Hiyoji yang menampilkan koleksi “siang hari”, ALGARRY by Albert Yanuar tampil dengan sisi glam lewat  koleksi cocktail dress bergaya floral.

Another highlight, Rama Dauhan juga makin memantapkan dirinya di kancah pasar anak muda lewat deretan koleksi yang sangat kini. Trendrapery di atas dua warna dasar putih dan abu-abu menghiasi keseluruhan koleksi dan menutup acara hari itu.

What's On Fimela