Jakarta Sebelum melihat deretan selebriti dengan gaun terbaik di Met Gala tahun ini, akan lebih menarik apabila kita menelusuri terlebih dahulu tema yang dipilih oleh Metropolitan Museum of Art. Menapaki sejarah dipilihnya sebuah tema, tentu membantu kita untuk lebih bijak memilih deretan Best-Dressed nanti, terlepas dari sebarapa cantik gaun yang dipakai para selebriti, model, dan tamu lainnya.
“China: Through The Looking Glass” menjadi proyek kurasi Andrew Bolton. Dibantu oleh seorang sutradara peraih penghargaan Best Director di Cannes Film Festival tahun 2006, yaitu Wong Kar Wai yang akan menjadi Artistic Director eksibisi ini.
Menarik melihat pengaruh budaya kekaisaran Tiongkok selama berabad-abad. Mulai dari ilmu politik hingga busana. Bukan hanya di negeri tirai bambu itu sendiri, pengaruhnya sudah meluas hingga ke seluruh dunia. Tiongkok kini telah menjadi negara superpower terbaru lewat bisnisnya, dan lewat pengaruh fashion, bukan tidak mungkin kekuatannya makin terpancar.
Para fashion designer sekelas Karl Lagerfeld pun mengakui ketertarikannya pada budaya Tiongkok satu ini. Ia akan memajang sebuah gaun malam Chanel yang terbuat dari sutera dan organza yang dijahit dengan rangkaian emas yang terinspirasi aristokrat Tiongkok. Begitu pula dengan gaun malam dengan detail punggung yang terbuat dari kain transparan karya Jean Paul Gaultier. Menurut Gaultier, gaun itu terinspirasi dari gaya Oriental di tahun 1920 – 1930an.
Karya haute couture John Galliano untuk Christian Dior di musim Spring 2003 juga akan mendapat tempat di museum ini. Kabarnya, karya tersebut terinspirasi ketika Galliano mengunjungi backstage sebuah Peking Opera. Masih banyak lagi karya-karya yang terinspirasi dari sejarah Tiongkok yang akan menjadi highlight di pembukaan eksibisi ini.
Namun, ada satu hal yang sedikit ditakutkan oleh beberapa pihak terkait tema tahun ini. Masalahnya, tema ini sensitif, membawa kebudayaan suatu negara. Tidak tahu apakah para selebriti nantinya bisa menekan ego masing-masing. Mulai dari siluet gaun, potongannya, dan cara memakainya. Jika salah, sejumlah kritikus bukan lagi mencemooh mereka dari sisi busana. Bisa saja mereka dianggap tidak menghormati kebudayaan Tiongkok dan lain sebagainya.
Semoga saja tema kali ini tidak berujung pada protes, melainkan menjadi sebuah acara yang makin mengangkat kebudayaan Tiongkok dan cultural blending yang berdampak positif.