Jakarta Here’s the ugly truth. Yang kuat yang maju melesat dan yang lemah tetap diam di tempat. Itulah yang terjadi di dunia fashion belakangan. Brand-brand raksasa sekelas Chanel dan Louis Vuitton seakan tak pernah pusing soal ke mana mereka akan mengadakan fashion show setiap musimnya. Lalu, junior mereka terpaksa harus berjuang keras agar brand mereka tetap melambung pesat walaupun tidak didukung biaya yang kuat.
Kali ini berita yang mencengangkan datang dari kubu Marc Jacobs. Sungguh berita yang tak disangka-sangka. Ya, kemarin pihak Marc Jacobs menyatakan bahwa brand Marc by Marc Jacobs tidak akan ada lagi dalam waktu dekat. Hmm, padahal Marc by Marc Jacobs selalu sukses di pasaran. Itu berarti kita tidak akan bisa lagi membeli barang yang harganya lebih affordable ketimbang brand utama Marc Jacobs, Fimelova.
Merger antara Marc Jacobs dan Marc by Marc Jacobs sudah diputuskan. Namun, alasan di balik penggabungan 2 brand itu masih belum jelas. Bagaimana pula dengan nasib dua Creative Director Marc by Marc Jacobs, Luella Bartley dan Katie Hillier? Kabarnya, Katie akan tetap berada di bawah naungan Marc Jacobs sebagai tangan kanannya, namun soal ke mana Luella akan hengkang masih belum jelas. Rupanya, Marc pun masih bungkam soal hal ini, termasuk soal identitas brand sehabis merger dilakukan.
Semua tahu bahwa segmen Marc Jacobs lebih dewasa, harga yang ditawarkan juga lebih mahal. Sedangkan Marc by Marc Jacobs mengarah pada pasar yang lebih muda dengan konsep affordable price. Lalu, akankah brand Marc Jacobs setelah proses merger menjadi sedikit lebih youthful?
Langkah bisnis ini sebagian diduga untuk menyaingi kesuksesan Michael Kors, yang sudah go public lewat IPO. IPO juga diprediksi akan jadi langkah berikut dari Marc Jacobs setelah penggabungan dua brand yang menggunakan namanya tersebut. Dengan desain dan warna yang lebih 'youthful' (dan harga yang lebih terjangkau) tentu tidak sedikit yang akan merindukan Marc by Marc Jacobs. Kita tunggu saja jawaban Marc Jacobs selanjutnya.