Jakarta Bayangkan kamu ada di pinggir pantai Cannes dengan gaun putih menjuntai dan sandal gladiator menapaki halusnya pasir pantai. Lalu, putar sebuah lagu dari band Fleetwood Mac. Selamat kembali ke era tahun 1970-an, Fimelova! Jangan tergesa-gesa mengakhiri khayalan itu, sebelum melihat bagaimana Chloé menyusuri kembali jejak fashion bergaya bohemian yang terkenal di dekade tersebut.
Tak ada Jane Birkin dengan flare denim dan atasan garis-garis. Sesosok perempuan yang serupa dengan fashion icon itu memang terlihat di runway Fall 2015 ini. Namun, Jane Birkin telah menjelma menjadi seorang perempuan dengan gaya yang lebih gypsy. Sambil diiringi soundtrack berjudul “Rhiannon” yang dibawakan oleh Stevie Nicks, inilah gaya tahun 1970 versi Chloé.
Dimulai dari long coat berwarna navy blue dan aksen kancing besar yang berpasangan manis dengan celana palazzo dan kemeja santai. Sehelai syal panjang melingkari leher dengan begitu elegan. Kemudian gaun putih panjang yang belakangan ini menjadi ciri khas Chloé, tampil lebih tough dengan vest hitam ala Stevie Nicks.
Terkesan rebel namun sebenarnya sisi feminitas yang ditekankan pada keseluruhan koleksi. “Semuanya adalah tentang bagaimana seorang perempuan bisa membawakan sisi feminin dalam diri mereka lewat baju yang dipakai,” cerita Clare Waight Keller, Creative Director Chloé.
Gaya perempuan kota Paris yang terkesan berantakan namun chic begitu terlihat jelas. Deretan model tampil seperti tidak mengenakan makeup dan rambut yang hanya dibiarkan tergerai lurus. Tapi, seperti itulah daya tariknya. Tidak berlebihan, tapi memberikan inspirasi tiada henti bagi para pengagum perempuan kota mode itu. Siapa juga yang tidak ingin terlihat sekeren perempuan Paris, ehm, maksud kami perempuan Chloé?