Pameran Aku Diponegoro: Mengenal Lebih Dekat Sosok Bersejarah Bangsa Indonesia

Patricia Wulandari diperbarui 06 Feb 2015, 16:02 WIB

Jakarta Setelah sukses dengan Pameran Raden Saleh dan Awal Seni Lukis Modern Indonesia yang diadakan tiga tahun lalu, Galeri Nasional kembali mengadakan pameran salah seorang bangsawan yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia abad ke-19, Pangeran Diponegoro.

Dikurasi oleh Dr Werner Kraus, Jim Supangkat, dan Dr Peter Carey, pameran Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh hingga Kini menjadi jembatan antara masa lalu dan sekarang. Pameran Aku Diponegoro terbagi menjadi tiga bagian, dan masing-masing mewakili pendekatan yang berbeda terhadap Diponegoro.

Bagian pertama pameran memusatkan perhatian pada karya seni Indonesia yang memiliki topik Diponegoro. Masih merupakan lanjutan dari pameran seni Raden Saleh, sorot utama bagian ini adalah lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857) karya Raden Saleh yang baru saja direstorasi oleh Susanne Erhards dari GRUPPE Köln. “Pada masa itu, banyak yang menganggap Raden Saleh adalah bangsawan pengkhianat yang berpihak kepada Belanda. Padahal setelah diamati lebih dalam, ternyata ada banyak pesan-pesan tersirat dari lukisannya ini yang menunjukkan dukungannya terhadap Indonesia,” kata Jim. Lukisan ini dilengkapi dengan sejumlah potret (semu) Diponegoro karya beberapa maestro Indoneia, seperti Soedjono Abdullah, Basuki Abdullah, Harijadi Sumodidjojo, dan yang lainnya.

Bagian kedua adalah tempat di mana seniman Indonesia kontemporer dapat menuangkan interpretasinya akan Pangeran Diponegoro ke dalam berbagai bentuk karya seni. Sebagai kurator untuk bagian seni kontemporer, Jim menyebutkan bahwa seniman yang berpartisipasi di bagian ini adalah mereka yang karya-karyanya berhubungan dengan sejarah. Di antara nama-nama besar seniman kontemporer seperti Srihadi Soedarsono, Heri Dono, Nasirun, dan Entang Wiharso, terselip nama seniman muda berbakat, yaitu Eldwin Pradipta dan Maharani Mancanegara.

Sisi lain sosok Diponegoro diungkapkan di bagian ketiga yang berfokus pada barang-barang yang berhubungan dengan Diponegoro, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun publik, seperti foto, cukil kayu, kartu remi, poster politik, dan uang kertas.

Di samping menyaksikan pameran, kamu juga bisa mengikuti berbagai program acara tambahan, seperti diskusi panel dan workshop, dan pemutaran film.

Pameran Aku Diponegoro berlangsung dari tanggal 6 Februari sampai 8 Maret 2015, mulai dari jam 10 pagi hingga 7 malam di Galeri Nasional.

Ingin menghabiskan weekend dengan kegiatan seni dan kreatif? Mampir ke sini yuk, Fimelova!

What's On Fimela