Jakarta Saya sempat kaget ketika empat tahun lalu (Februari 2010) mendengar berita kematian seorang fashion designer yang jujur, karyanya selalu saya nantikan setiap musimnya. Alexander McQueen, siapa yang tidak mengenal sosoknya? Kata jenius saja tidak cukup menggambarkan karya megahnya itu. Setahun kemudian (Maret 2011), ada lagi berita yang juga cukup menggemparkan. John Galliano dipecat dari rumah mode Christian Dior. Tidak terlalu mengagetkan untuk saya, karena terkait pemecatannya itu, sudah sering terdengar berita negatif tentang Galliano.
Ada satu hal yang menarik di sini. Seorang jurnalis fashion yaitu Dana Thomas, rupanya telah menelaah dua desainer papan atas tersebut sejak lama. Ia pun menerbitkan buku berjudul “Gods and Kings: The Rise and Fall of Alexander McQueen and John Galliano.” Sebenarnya, saya cukup penasaran akan alasan Dana Thomas mengangkat dua kepribadian yang justru sangat bertolak belakang ke dalam satu buku. Karya John Galliano memusatkan perhatiannya untuk menjadikan perempuan bak seorang dewi. Di satu sisi, Alexander McQueen adalah seorang realis. Ia hanya ingin membuat pakaian murni tanpa membebankan sebutan tertentu pada para perempuan.
Setelah ditelaah, rupanya latar belakang buku yang ditulis oleh jurnalis yang juga kontributor untuk Vogue, Harper’s Bazaar, Los Angeles Times dan media papan atas lainnya ini, cukup masuk akal. Dana Thomas tertarik dengan sisi gelap kehidupan kedua desainer, tentu dibarengi dengan ulasan karya mereka yang gegap gempita. High drama dan high fashion, begitulah kira-kira inti buku ini.
Yang tak kalah menarik, menjelang fashion week Fall 2015 yang akan berlangsung sebentar lagi serta pameran “Alexander McQueen: Savage Beauty” di bulan Maret mendatang, sebuah buku lain diterbitkan. Kali ini biografi berjudul “Alexander McQueen: Blood Beneath The Skin,” karangan Andrew Wilson. Melalui buku ini, tersirat sebuah cerita di balik kematian McQueen. Menurut salah seorang temannya, Sebastian Pons, McQueen sempat mengungkapkan keinginannya untuk bunuh diri di atas catwalk.“McQueen mengatakan bahwa ia sudah siap meluncurkan karya terakhirnya. Yang saya tangkap adalah koleksi terbarunya nanti. Ternyata yang dimaksudnya adalah benar-benar sebuah koleksi terakhir. Ia mengungkapkan akan mengakhiri karirnya dengan bunuh diri,” cerita Sebastian.
Kisah seorang fashion designer memang selalu menarik untuk diikuti, layaknya menonton kisah drama televisi, namun lebih stylish. Kalau kamu tertarik dengan desainer lain seperti Karl Lagerfeld dan kisah di balik brand Saint Laurent, ada buku serupa yang juga langsung membahas keduanya, “The Beautiful Fall,” karya Alicia Drake. Atau membaca autobiografi “D.V. : Diana Vreeland”, yang adalah mantan Editor-In-Chief Vogue Amerika di tahun 1960-an. Menarik!
The Beautiful Fall by Alicia Drake
D.V. by Diana Vreeland