Jakarta Di sela-sela private lunch bersama Tim Kokiku TV dan FIMELA.com, terlihat sosok anak lelaki oriental berkulit putih dan bertubuh gempal ini turut hadir. Menyambut ajakan tim FIMELA.com buat ngobrol, Revo pun bercerita dengan penuh antusias soal kecintaannya pada dunia masak.
Walaupun jebolan salah satu kontes masak ternama, tapi layaknya manusia biasa, Revo pun pernah beberapa kali melakukan kesalahan saat ia berada di dapur. Jari teriris pisau jadi salah satu momen yang tidak ia lupakan.
“Waktu itu, aku pernah masak untuk sebuah acara private dining. Aku masak Prawn Aglio Olio untuk acara itu. Nah, saat aku rasa semuanya siap dan makanan sudah disajikan ke tamu, aku baru ingat kalau aku lupa meletakkan bayam di atasnya. Mau nggak mau, saat itu aku keluar dan menaruh bayam tersebut di atas piring sambil minta maaf kepada tamu,” ujar anak lelaki yang paling doyan makanan Indonesia ini sambil tertawa.
Sempat mendapat cap “sombong” dari sebagian teman-temannya, Chef Revo pun tetap lurus menjalani apa yang menjadi passion-nya hingga saat ini. “Kadang aku sebel kalau orang ngira aku sombong karena aku ini dari Masterchef Junior. Aku masak karena aku memang suka, bukan berarti aku ingin menunjukkan kalau aku lebih pintar memasak dari yang lainnya,” Revo kembali bercerita dengan menggebu-gebu.
Untuk meningkatkan skill memasaknya, Revo saat ini melakukan magang di sela waktu libur sekolahnya di salah satu fine dining resto di Jakarta Selatan. “Di sana aku banyak belajar tentang hal dasar. Dan saat magang juga aku belajar bagaimana jika nanti bekerja di dapur. Misalnya aja, kalau kita melakukan kesalahan di dapur, pasti kita akan diomelin juga. Tapi, karena aku masih kecil, ya paling diomelinnya dengan cara dikasih tahu. Mana yang sebaiknya jangan diulang dan apa yang harus diperbaiki. Nantinya aku mau punya restoran sendiri, pengin jadi seorang chef yang sukses yang bisa menyajikan makanan enak, dan menjadi chef pertama dari Indonesia yang mendapatkan Michelin Star,” cerita Revo.
“Awalnya, suka masak tuh kalau nggak salah waktu umur 8 tahun. Yang pasti, aku suka masak karena suka makan. Kita kan sering banget pergi keluar makan. Nah, pada saat itu aku mulai berpikir, kira-kira gimana ya bikin makanan ini, terus gimana bikin “tiruannya” di rumah. Karena kan kalau bisa bikin, aku bisa makan makanan itu kapanpun di rumah,” tutur anak lelaki yang bercita-cita melanjutkan sekolah ke The Culinary Institute of America, New York ini menutup pembicaraan.