Jakarta Bagaimana awal ketertarikan terjun ke profesi makcomblang profesional ini?
Bermula dari passion karena dari zaman sekolah aku sudah suka comblangin teman. Dulu aku juga jadi tempat curhatan mereka. Terlepas dari itu semua, aku semakin yakin ingin menjalani profesi ini setelah bekerja di matchmaker company, tapi sayangnya perusahaan itu tutup. Di situ aku sadar ternyata di Jakarta banyak sekali orang yang single dan memiliki karier yang sukses.
Lepas dari perusahaan itu, aku kembali ke advertising menduduki posisi marketing director. Ternyata, masih banyak orang yang menelepon untuk berkonsultasi. Dari situ, aku baru sadar untuk mengejar passion aku menjadi matchmaker. Aku keluar dari perusahaan advertising tadi dan mengambil sekolahsertifikasi di Matchmaking Institute of New York. Balik dari sana, aku mendirikan perusahaan matchmaker milik aku sendiri, Heart inc.
Apa saja yang dipelajari selama belajar di Matchmaking Institute of New York?
Sekolah itu sebenarnya diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah menjadi matchmaker namun tidak tahu bagaimana ingin memulai bisnis di love industry. Hal yang dipelajari meliputi 60% bisnis dan 40% tentang love industry—mempelajari psychology hingga human interest. Untuk mendapatkan sertifikat matchmaker profesional, aku belajar kurang lebih setahun.
Siapa saja yang biasa mengandalkan jasa kamu?
Sebenarnya nggak jauh-jauh dari mereka yang berusia 30-an, mapan dan marriage minded. Rata-rata dari mereka fokus mengejar karier dan lupa mengejar cinta. Permasalahan lainnya, kebanyakan dari mereka berpacaran lama dan ujug-ujungnya nggak jadi menikah. Aku juga membuka peluang bagi mereka yang divorce dan ingin mencari cinta yang lain.
Bisa dijelaskan soal proses kerja profesional matchmaker?
Basically, aku invest waktu ke klien dan mereka membayarnya. Setelah klien mendaftar di website, aku akan bertemu langsung dengan mereka untuk mengobrol selama kurang lebih satu jam. Aku yang menentukan langsung apakah mereka cocok menjadi klien aku atau tidak. Dibutuhkan pendekatan emosional bukan hanya dari sesama klien yang nantinya aku jodohkan tapi pendekatan itu pun harus aku rasakan. Setelahnya, aku akan menjodohkan mereka berdasarkan value life hingga hobi. Untuk mencocokkan mereka, intuisi sangat diandalkan di sini.
Setelah aku rasa cocok, nantinya, aku akan exchange profile mereka dan set up kencan. Oh ya, aku juga akan memberikan arahan dan advice mengenai dating on the right way.
What's On Fimela
powered by
Next
Nasihat seperti apa yang biasa diberikan?
Sebenarnya tentang hal-hal apa saja yang boleh mereka lakukan dan tidak saat berkencan mulai dari pemilihan topik saat mengobrol hingga make-over yang harus dijalani. Aku memberikan semua nasihat itu berdasarkan pengalaman sendiri. Aku sudah pernah menjalani kencan bersama lebih dari 50 orang. Positifnya, aku jadi mengetahui banyak karakter dan tahu bagaimana untuk mengatasi permasalahan sebuah hubungan.
Adakah jaminan mereka akhirnya akan memulai hubungan lebih serius?
Matchmaker itu nggak menjamin klien akan berakhir dengan sebuah pernikahan. Tugas aku hanya mempertemukan mereka dengan calon pasangan berkualitas yang sesuai dengan kriteria mereka. In the end, balik lagi pada chemistry yang mereka jalin saat berkencan. Yang paling tidak menyenangkan memang di saat memberi tahu seorang klien bahwa pasangan kencannya nggak merasa cocok. Tapi mau tak mau memang harus disampaikan agar Si Klien bisa belajar dari kesalahannya.
Dari sekian perjodohan yang dilakukan, adakah yang berakhir di pelaminan?
Beberapa di antara mereka ada. Terakhir, aku sempat menjodohkan lelaki keturunan India yang tinggal di Jakarta dengan seorang perempuan di Singapura. Ya, jangkauan bisnis aku memang sangat luas –Heart inc. bekerja sama dengan matchmaking Hongkong, Singapura, Yunani dan Amerika. Mereka berkenalan kurang lebih empat bulan dan memutuskan untuk menikah pertengahan tahun ini. Aku diundang untuk menghadiri resepsi mereka di Thailand. Sayangnya tidak bisa datang. Melihat mereka berjodoh menimbulkan kepuasan tersendiri.
Menjadi matchmaker bagi orang lain, apakah memiliki keuntungan bagi kehidupan percintaan pribadi?
Hahaha… Memang menasehati orang lain terkadang lebih gampang dari pada menasihati diri sendiri. I'm the one who expert masa mengadu dengan orang lain? Makanya, ujung-ujungnya balik ke pembelajaran yang aku dapat dari pengalaman pribadi. Yang terpenting, aku harus tenang sehingga bisa berpikir secara jernih untuk mendapatkan solusi bagi diri pribadi.
Sejauh mana profesi ini sangat menjanjikan?
Terbilang sangat menjanjikan –Di perusahaan miliknya, Heart inc, Zola mematok harga senilai USD 18ribu (member enam bulan untuk berkencan dengan lima orang) – USD 30ribu (member setahun dengan unlimited dating). Love industry itu masih memiliki banyak peluang bisnis. Ke depan, aku berencana ingin membuat show di televisi dan nggak menutup kemungkinan untuk menulis buku. Namun terdekat, rencananya akan membuat sebuah coaching class tentang love and relationship.