Sedari awal, pasangan ini memang bercita-cita ingin memiliki bisnis dalam bidang handyrcraft yang kelak bisa diwarisi oleh kedua anak mereka, Akasa Rumi dan Dinah Narini. Keduanya percaya kalau minat mereka akan handycraft, musik, fashion, literature, film hingga dunia anak bisa mewujudkan cita-cita tadi. Gagasan itulah yang akhirnya melahirkan sebuah produk lampu meja dengan desain kontemporer bernama Lampu RUNA (diambil dari perpaduan nama kedua anak mereka) di tahun 2013.
Intan dan Noro memang punya latar belakang yang bisa mendukung bisnis mereka. Noro merupakan lulusan desain produk industri dan memiliki pengalaman lama di bidang ekspor handycraft, sedangkan Sang Istri, Intan adalah lulusan desain komunikasi visual yang juga mantan editor sebuah majalah fashion and lifestyle.
Perpaduan keduanya membuat brand ini kian merambah kuat. Hingga sekarang perjalanan lampu mereka tak hanya mencuri perhatian pencinta seni dan desain interior lokal saja namun mancanegara, seperti Vietnam, Brazil hingga Belgia.
Pada FIMELA.com, Intan menceritakan mulanya bisnis ini berlangsung. “Awalnya, seorang customer di tempat kerja suami meminta kami mengubah pajangan French vintage soldier agar lebih menarik. Kami sepakat ingin membuat pajangan tadi lebih fun namun tetap memiliki fungsi yang bermanfaat. Jadilah, kepala patung tadi dipotong dan pajangan tadi diubah menjadi sebuah lampu cantik,” tutur Intan saat kami temui di sela kesibukannya.
Tidak diduga pengalaman Noro dan Intan mengubah pajangan patung French vintage soldier menjadi sebuah lampu membawa rezeki yang panjang. Produk pertama mereka yang dinamakan The Love Army diikutsertakan dalam pameran interior produk Life Style Vietnam 2013. Sambutan yang menggembirakan di Vietnam membuat mereka kian percaya diri untuk mengeluarkan tema lainnya yang nggak kalah unik. Tema fashion icon misalnya menampilkan Audrey Hepburn, Carrey Bradshaw, David Bowie dan James Dean. Lalu, tema Love Birds hingga Ballerina. Tiap tahunnya, Lampu RUNA merilis dua tema yang berbeda.
Proses pengerjaan tiap lampu bermula dari pengerjaan desain yang dilakukan oleh mereka berdua. Setelah itu, barulah diukir oleh pengrajin kayu wayang golek dan lalu dicat sesuai dengan hasil desain yang diinginkan. Untuk mencari para pengrajin wayang golek dan pengecat yang mahir, keduanya mengunjungi daerah Subang. Ya, di balik bisnis ini, mereka miliki visi baik mengangkat profesi para seni ukir wayang golek. Oh ya, kayu yang dipilih pun dipastikan berasal dari pohon yang memang tetap ditanam dan bukan langka.
Selain melakukan promo di berbagai acara seni, Lampu RUNA juga bisa dibilang besar lewat media sosial terutama instagram (@lampuruna) yang cukup disambut baik. Dari segi harga, tiap lampu dipatok kisaran Rp850 ribu sampai Rp 1 juta. Serunya, dibuka juga pesanan custome sesuai selera pelanggan.
Tahun depan, Lampu RUNA berencana akan mengeluarkan koleksi terbaru dengan tema Indonesia. Mereka ingin bisa mengangkat keindahan Batik Parang dan Batik Megamendung. Cant wait to see the new collections, Fimelova?