Next
Bahasan ini mengingatkan saya pada salah satu teman di masa kuliah. Namanya Alita (samaran), ia memiliki pasangan yang berbeda umur dengannya dan telah bekerja. Nama lelaki itu, Taka (samaran).
Latar belakang keluarga –Sang Ayah berpaling pada perempuan lain—membuat Alita butuh sosok seorang lelaki yang bisa melindunginya dan keluarga. Sikap Taka di masa penjajakan sangatlah masuk dalam kriteria tadi. Enam bulan setelah berpacaran, gelagat yang ditunjukkan berbeda. Ia memang tetap melindungi keluarga Alita, bahkan sudah dianggap ibunya sebagai pengganti Sang Ayah di keluarga.
Namun, sikap lainnya muncul. Taka jadi lebih gampang cemburu sehingga membatasi pertemanan Alita. Ia berubah jadi lebih posesif dan curiga terhadap apa saja yang dilakukan Alita. Paling parahnya, mereka selalu bertengkar hampir setiap hari bahkan karena alasan paling kecil sekalipun, misalnya Alita tertangkap mata oleh Taka sedang mengobrol dengan teman lainnya—meski perempuan. Yang akhirnya membuat ia harus curi-curi waktu untuk bisa berkomunikasi dengan teman-temannya. Semenjak itu, bukan hanya Taka tapi Alita pun berubah sikap, menjadi lebih pendiam di kelas dan bentuk badannya terlihat jauh lebih kurus. Tertekan jadi gambaran yang tepat menjabarkan keadaannya saat itu.
Suatu kali, ia sempat masuk kelas dengan keadaan lebam di lengan. Saya yang tak sengaja mengetahuinya, langsung menghujani banyak pertanyaan. Dari mulutnya saya baru tahu, kekerasaan tadi ternyata sering dialaminya. Yang tak habis pikir, mengapa ia tetap ingin bersama lelaki tadi. Alasannya ternyata karena Taka bisa menjadi sosok yang bisa melindungi keluarganya. Yang lain, ia sudah terlanjur cinta dan berharap Taka bisa berubah. Itulah mengapa, ia tetap ingin melanjutkan hubungannya sampai terakhir ke jenjang pernikahan.
Cerita lainnya, Mita (samara) baru saja menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang dianggap mapan, memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan ternama. Ia mengenal Ciko (samaran) lewat lingkaran pertemanannya. Mulanya hubungan mereka berjalan manis. Mita berhasil membuka hati dan mulai menyayangi Ciko.
Sebuah pesan pendek dari seorang permpuan, Fita (samaran) yang tak dikenal, mengacaukan perasaannya. Perempuan tadi mengaku menjadi salah satu pacar Ciko. Salah satu yang ternyata membuka fakta lain yang lebih gila. Ciko memiliki hubungan dengan empat perempuan di waktu yang bersamaan, termasuk Mita dan Fita. Salah satu lainnya bahkan berstatus istri orang lain. Ciko malah sempat mengancam dan memeras Fita bila ia ingin memutuskan hubungannya.
Next
Dua kejadian tadi mungkin hanya segilintir cerita dari beberapa kasus sama yang pernah terjadi. Bagi perempuan di luar sana yang tengah menjalani sebuah hubungan asmara yang kurang baik, Lena Dunham –aktris yang dikenal lewat serial "Girls"—punya nasihat pendek namun bijak. “Aku tak bisa mengungkapkan betapa aku bisa merasakan apa yang kalian rasakan. Sebelum menjalin hubungan dengan pacarku yang sekarang—ia sangat sangat baik—aku pernah berpacaran dengan seorang lelaki "nakal",” ucapnya membuka obrolan lewat video. Video tadi sebenarnya salah satu kampanye yang ia buat untuk mempromosikan buku pertamanya yang berjudul Not That Kind of Girl.
Nasihat lanjutannya, “Kamu harus mencintai dirimu sendiri sebelum kamu mencintai orang yang akan kamu cintai. Masuk akal kan? Menarik perhatian lelaki baik akan berhasil bila kamu bisa membuat dirimu sendiri menarik,” ungkapnya bijak. “Ketika kamu merasakan banyak hal negatif pada dirimu sendiri, kamu akan menarik perhatian dari orang-orang yang memiliki refleksi yang sama denganmu. Ketika kamu belajar mencintai dan menghargai hubungan buruk tadi yang kamu jalani secara tertekan, dengan mencintai dirimu sendiri pastinya hubungan tadi tidak akan membuat kamu tertarik lagi,” tutupnya. Words, Fimelova!
Ingin keluar dari hubungan buruk yang kamu jalani? You have to love yourself first. Nah, apakah kamu siap mencintai dan menghargai dirimu sendiri sebelum akhirnya melakukan hal yang sama terhadap orang lain, Fimelova?